Kemdiktisaintek pacu peran PTS tuntaskan masalah pendidikan tinggi

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ...

Kemdiktisaintek pacu peran PTS tuntaskan masalah pendidikan tinggi
Artinya tanpa kehadiran PTS proses pendidikan tinggi, proses pembelajaran kepada anak bangsa itu, tidak bisa kita penuhi

Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI Khairul Munadi mendorong peran Perguruan Tinggi Swasta (PTS) untuk menuntaskan masalah pendidikan tinggi di Indonesia.

Melalui keterangan di Jakarta, Sabtu, Khairul memaparkan pendidikan tinggi di Indonesia masih ditopang oleh PTS, dengan jumlah 64,03 persen dari total kurang lebih 4.437 perguruan tinggi di Indonesia.

"Artinya tanpa kehadiran PTS proses pendidikan tinggi, proses pembelajaran kepada anak bangsa itu, tidak bisa kita penuhi," katanya.

Khairul menjelaskan sejumlah tantangan utama di bidang pendidikan tinggi seperti akses, mutu, dan relevansi kini sedang diselesaikan oleh Kemdiktisaintek, salah satunya melalui peninjauan ulang regulasi pendidikan tinggi yang eksis saat ini.

Baca juga:

Salah satunya, lanjut dia, adalah pengaturan akreditasi termasuk produk hukum yang sedang ditinjau ulang. Ia menekankan prinsip akreditasi ke depan akan lebih mendorong pembentukan kesadaran dan kebutuhan internal perguruan tinggi, dibandingkan dengan paksaan dari regulasi eksternal.

"Prinsipnya, regulasi jangan menghalangi pengembangan dan ruang potensi, tetapi harus mampu mengembangkan pendidikan tinggi bermutu," ujarnya.

Khairul juga menyebutkan pihaknya kini sedang mengusung pergeseran paradigma pendidikan tinggi, yaitu perguruan tinggi yang dapat semakin berdampak dan berkontribusi dalam pembangunan baik lokal maupun nasional.

Baca juga:

Salah satu yang disorotinya adalah perguruan tinggi yang berada di bawah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIII Aceh, yang memiliki fasilitas pelayanan perkantoran yang menjadi salah satu rujukan utama bagi LLDikti di wilayah lain.

"Fasilitas perkantoran yang ramah terhadap disabilitas dapat memastikan pelayanan yang inklusif. Ini yang sedang kita upayakan juga di perguruan tinggi di Indonesia,"

Khairul berharap LLDikti XIII bersama-sama dengan PTS di Aceh dapat terus meningkatkan layanan prima, demi menuntaskan tiga masalah pendidikan tinggi di Indonesia melalui paradigma pendidikan tinggi berdampak.

Baca juga:

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025