Kemendag Target Kontribusi Ekspor UMKM Naik Mendekati 10%
Kontribusi ekspor UMKM pada tahun lalu baru mencapai sekitar 7% dari total ekspor mencapai US$ 264, 7 miliar.
Kementerian Perdagangan menargetkan kontribusi ekspor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mendekati 10% dari total ekspor pada tahun ini. Kontribusi ekspor UMKM pada tahun lalu baru mencapai sekitar 7% dari total ekspor mencapai US$ 264,7 miliar.
"Itu data yang kami hitung dari Surat Keterangan Asal ekspor. Dengan kolaborasi kami dengan Kementerian BUMN, angka ini bisa didorong lebih banyak lagi," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi di Gedung Kementerian BUMN, Jumat (24/1).
Fajarini menilai, keterlibatan BUMN binaan perusahaan pelat merah dapat menggenjot kontribusi UMKM ke total ekspor tahun ini mendekati 10%. Pemerintah menargetkan nilai ekspor pada tahun ini tumbuh 7,1% menjadi US$ 283,49 miliar.
Ia berharap nilai ekspor oleh UMKM dapat tumbuh hingga 53,07% atau mendekati US$ 28,34 miliar. Namun, ia belum menjelaskan komoditas apa yang akan menjadi fokus ekspor oleh UMKM pada tahun ini.Menteri Perdagangan Budi Susanto berencana untuk memfasilitasi seluruh UMKM binaan BUMN agar bisa melakukan ekspor melalui kantor perdagangan luar negeri pemerintah di 33 negara. Kantor yang dimaksud adalah Indonesian Trade Promotion Center dan Kantor Atase Perdagangan.
Berdasarkan laman resmi Kemendag, mayoritas kantor perdagangan luar negeri ada di Asia hingga 14 titik dan Eropa sejumlah 13 titik. Angka ini diikuti oleh Amerika sebanyak delapan titik, Timur Tengah, sejumlah lima titik.
Adapun kantor perdagangan luar negeri di Benua Afrika baru berdiri di dua negara, yakni Afrika Selatan dan Nigeria. Budi mengatakan, setiap UMKM binaan BUMN dapat melakukan pitching atau penyampaian bisnisnya setidaknya ke 33 perwakilan kantornya per bulan.
Setelah pitching, Budi telah menginstruksikan pembantunya untuk mencarikan pasar bagi UMKM tersebut di luar negeri. Tahap terakhir adalah fasilitasi penghubungan antara pembeli dan UMKM secara daring sebelum mencapai tahap transaksi.
Karena itu, Budi menargetkan setiap UMKM yang mengikuti pameran internasional telah mendapatkan pembeli sebelum berangkat. "Kami melihat UMKM yang dibina BUMN memiliki daya saing untuk masuk pasar global," kata Budi.
Budi mencatat sebagian jenis produk UMKM telah memiliki performa ekspor yang baik, seperti furnitur, makanan dan minuman, dan kerajinan. Walau demikian, Budi meyakini banyak jenis produk UMKM lain yang dapat menembus pasar ekspor.
"Produk apapun bisa masuk ke pasar global, karena banyak produk lokal yang digemari orang asing, cuman belum bisa tembus pasarnya," katanya.
Reporter: Andi M. Arief