Prabowo Minta Produksi Minyak RI Jadi 1 Juta Barel, KADIN: Perlu Dibarengi Kepastian Hukum Berusaha

Presiden Prabowo Subianto meminta untuk meningkatkan target produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari pada 2028-2029.

Prabowo Minta Produksi Minyak RI Jadi 1 Juta Barel, KADIN: Perlu Dibarengi Kepastian Hukum Berusaha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengaku diminta untuk meningkatkan target produksi menjadi 1 juta barel per hari pada 2028-2029.

Langkah ini dilakukan untuk mengatasi defisit imbas konsumsi RI yang sudah mencapai 1,6 juta barel per hari atau jauh di atas produksi domestik sebesar 590 ribu barel per hari.

Perihal ini, Wakil Ketua Umum Bidang ESDM Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, mengatakan, target tersebut bisa dicapai jika pemerintah dan swasta bekerja sama dalam hal teknologi, eksplorasi dan pengelolaan sumber daya.

Selain itu dibutuhkan kepastian hukum bagi para pelaku usaha sektor migas agar iklim usaha kondusif.

“Itulah sebabnya diperlukan iklim usaha yang kondusif yang memberikan kepastian bagi para pelaku usaha sektor migas,” kata Aryo kepada wartawan, Rabu (22/1/2025).

Ia menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor Indonesia pasca pandemi Covid-19 melonjak tajam.

Pada tahun 2023, total volume impor di luar gas mencapai 45,21 juta ton atau naik 10,38 persen dibanding tahun 2022.

Sementara sepanjang tahun 2024, nilai impor BBM tercatat sebesar 25,9 miliar dolar AS, dan 47,88 persen merupakan impor BBM ringan untuk kendaraan bermotor.

Aryo mengatakan, tren kenaikan impor ini jadi salah satu penyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia yang berpengaruh terhadap stabilitas moneter, khususnya terhadap cadangan devisa dan rupiah.

“Tren peningkatan impor selama ini menjadi salah satu penyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia yang berpengaruh terhadap stabilitas moneter, khususnya tekanan terhadap cadangan devisa dan rupiah,” ucapnya.

Keponakan ini menyebut, pengurus KADIN bidang ESDM periode 2024-2029 memiliki 3 program prioritas di sektor migas. Diantaranya peningkatan produksi dan eksplorasi migas, keberlanjutan dan efisiensi energi, dan pengembangan infrastruktur migas.

Adapun pada tahun ini, KADIN akan mulai mengadopsi teknologi seismik 3D, analisis big data dan kecerdasan buatan (AI).

Sementara itu, Wakil Ketua Komite Tetap Rencana Strategis dan Kelembagaan Bidang ESDM KADIN Indonesia, Dwi Wahyu Daryoto mengatakan target 1 juta barel per hari perlu disusun dengan rencana strategis yang berfokus pada efisiensi operasional dan optimalisasi teknologi sektor hulu migas.

“Kita harus fokus pada efisiensi operasional dan optimalisasi teknologi di sektor hulu migas. Dengan kerangka regulasi yang mendukung, kami yakin target lifting ini dapat tercapai,” kata dia.

Menurutnya, target ini bisa memberikan dampak positif bagi stabilitas moneter khususnya nilai tukar rupiah, seiring berkurangnya beban impor minyak.

Baca juga:

Berkenaan dengan ini, KADIN mendorong pemerintah untuk memastikan kebijakan yang mendukung kemudahan berusaha, menciptakan stabilitas ekonomi dan politik, serta adanya kepastian regulasi, penyederhanaan perizinan, pemberian insentif fiskal, dan penghapusan hambatan birokrasi.

"Jika kondisi ini terpenuhi dunia usaha dapat lebih fokus memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan lifting ," kata Dwi.