'Kota Jenin Kini Jadi Gaza', Serangan Brutal Israel Buat Warga Palestina di Tepi Barat Terusir

Serangan brutal Israel Kota Jenin, Tepi Barat, membuat para pengungsi Palestina menyamakan Jenin dengan Jalur Gaza.

'Kota Jenin Kini Jadi Gaza', Serangan Brutal Israel Buat Warga Palestina di Tepi Barat Terusir

TRIBUNNEWS.COM – Serangan brutal Kota , Tepi Barat, membuat para pengungsi Palestina menyamakan dengan .

Banyak warga Palestina di kamp pengungsian diusir . Bahkan, Pasukan Pertahanan (IDF) dilaporkan menembaki siapa pun yang bergerak.

Data Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan sudah ada 12 orang yang tewas dan 40 lainnya terluka sejak serangan pada 21 Januari lalu.

Menurut Palestine Chronicle, IDF dalam mengusir warga Palestina di menggunakan cara yang mirip dengan cara di Gaza.

"Israel tidak meminta mereka meninggalkan rumah mereka, tetapi mengancam mereka dengan kekerasan jika mereka tetap tinggal di sana," kata media itu.

Israel menyebut akan menghancurkan kamp pengungsian. Di samping itu, memutus semua persediaan penting agar pengungsi Palestina terpaksa pergi.

Saksi mata mengatakan tentara melemparkan granat ke arah warga sipil di rumah-rumah meski di dalamnya tidak ada pria bersenjata.

Seorang pengungsi, Ahmed Al Hawashin, dan anggota keluarganya yang berjumlah sembilan orang di kamp pengungsian setelah diancam tentara .

Ahmed dan keluarganya mengemasi barang-barang penting dan meninggalkan rumah. Mereka berjalan di sepanjang koridor yang dibuat oleh tentara .

"Kami meninggalkan area itu untuk pergi ke bundaran Al Awda, dan ada tentara yang membagi kami menjadi kelompok-kelompok yang terdiri atas lima orang."

"Lalu, mereka menggeledah kami dan memeriksa kami dengan kamera otomatis yang berada beberapa meter jauhnya, sementara drone terbang di atas kami sepanjang waktu," kata Ahmed kepada Palestine Chronicle.

Dia mengatakan setiap orang yang dicurigai tentara Israel akan ditangkap, ditelanjangi, diikat, dan ditutup matanya. Selain itu, dia mengatakan Jenin kini menjadi seperti Gaza.

Baca juga:

"Kami berjalan kaki sepanjang lebih dari satu kilometer, di antara kami ada wanita, anak-anak, dan lansia."

"Itu pemandangan yang kejam, dan kami merasa seperti di Gaza. Lalu, kami berpencar ke rumah-rumah kerabat dan kawan di luar kamp pengungsian."