Dispendukcapil Surabaya gencar aktivasi IKD di kampus
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Jawa Timur menggencarkan proses aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) bagi warga yang dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan ...
Surabaya (ANTARA) - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Jawa Timur menggencarkan proses aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) bagi warga yang dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS), untuk menjangkau lebih banyak masyarakat dan mahasiswa.
Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya Jumat mengungkapkan, langkah ini bertujuan untuk mempermudah layanan digital serta mengurangi risiko penipuan dan pencurian data pribadi secara digital yang mengatasnamakan Dispendukcapil.
"Percepatan proses aktivasi IKD tidak hanya dilakukan di Mall Sentra Layanan Kependudukan Siola, kantor kelurahan, maupun kecamatan. Aktivasi juga diperluas ke tempat-tempat umum seperti Taman Bungkul, sekolah, hingga kampus," katanya.
Menurut Eddy, upaya ini dilakukan untuk mengurangi kasus penipuan dan pencurian data pribadi yang kerap mengatasnamakan pemerintah kota.
Penipuan semacam ini sering kali berujung pada pencurian uang melalui metode digital.
"Warga perlu waspada terhadap iming-iming aktivasi IKD secara virtual yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Aktivasi IKD hanya bisa dilakukan secara tatap muka dengan petugas Dispendukcapil," tuturnya.
Selain memberikan identitas digital, aktivasi IKD juga mempermudah warga untuk mengakses layanan administrasi kependudukan secara mandiri, seperti mencetak ulang Kartu Keluarga (KK) dan mengajukan permohonan akta kelahiran.
"Langkah ini adalah bagian dari upaya kami untuk meningkatkan keamanan data warga serta mempercepat pelayanan administrasi kependudukan di era digital," ujar Eddy Christijanto.
Hingga saat ini, capaian aktivasi IKD di Surabaya telah mencapai 22,4 persen atau lebih dari 550 ribu warga.
Sementara itu, Widyana, Warga Ngagel mengungkapkan program ini merupakan langkah proaktif Dispendukcapil dalam mendekatkan layanan kepada masyarakat.
Ia pun bisa mengakses layanan yang terbilang cukup dekat dengan rumahnya dibandingkan harus ke pusat kota.
"Tapi ternyata terkendala handphone saya belum dukungan untuk aktivasi. Ya semoga ke depan ada solusinya," katanya.