Kemensos Siap Beri Rehabilitasi Sosial Jika Hambali Dipulangkan ke Indonesia
Gus Ipul mengatakan pihaknya siap memberikan rehabilitasi jika Hambali jadi dipulangkan ke Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah membuka wacana untuk memulangkan mantan anggota kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI), alias Riduan Isamuddin.
Menteri Sosial atau Gus Ipul mengatakan pihaknya siap memberikan rehabilitasi jika jadi dipulangkan ke Indonesia.
Gus Ipul mengatakan selama ini proses deradikalisasi berada di bawah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPB).
Sementara, Kementerian Sosial bertugas untuk melakukan rehabilitasi sosial.
Baca juga:
"Kalau deradikalisasinya berada di BNPT ya, rehabilitasi sosialnya di kami. Tentu pada saat rehabilitasi sosial kami juga didampingi oleh Densus 88 dan juga oleh BNPT. Untuk supaya bisa memonitor, mengevaluasi mereka yang selama ini menjadi bagian dari rehabilitasi sosial," ujar Gus Ipul di Kantor , Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Dia mengatakan selama ini rehabilitasi sosial untuk mantan narapidana terorisme telah dijalankan.
Meski begitu, ada prosedur yang dijalankan dalam proses rehabilitasi sosial mantan narapidana terorisme.
"Ya saya kira itu sama. Jadi yang pulang tidak hanya Pak ya. Tapi banyak sekali yang kembali tadi seperti disinggung. Nah setiap ada yang kembali itu ada prosedur. Ada tahapan-tahapan yang semuanya itu harus diikuti oleh mereka. Nah itu yang akan kita ikuti ya prosedur itu," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BNPT mengatakan selama ini pihaknya sudah banyak melakukan deradikalisasi terhadap mantan napiter yang pulang dari luar negeri.
"Nanti akan kita tentukan langkah-langkah yang terbaik buat mereka, warga negara Indonesia yang secara notabene sebenarnya korban juga daripada paham-paham radikal terorisme mungkin itu ya," pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah mewacanakan pemulangan dari penjara militer Amerika Serikat (AS) di Teluk Guantanamo.
Sebelumnya Indonesia sedang mencari cara untuk memulangkan alias Riduan Isamuddin alias , warga Indonesia yang ditahan di penjara militer AS di Guantanamo, Kuba.
Hambali dituduh sebagai otak serangan bom Bali tahun 2002, serangan teror paling mematikan di Indonesia.
Selain serangan bom Bali, ia juga dituduh terlibat dalam berbagai serangan teror di Asia Tenggara.