Kepala Badan Gizi Nasional Curhat Kurang Tidur karena Urus Makan Bergizi Gratis
Dadan mengatakan kesibukan mempersiapkan program makan bergizi gratis hampir tidak pernah terputus sejak pertama kali berjalan.
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) bercerita dirinya kurang tidur karena mengurusi program (MBG). BGN adalah lembaga yang bertugas memberi arahan kepada pelaksana program MBG usungan Presiden Prabowo Subianto.
Dadan mengatakan kesibukan mempersiapkan program hampir tidak pernah terputus sejak pertama kali berjalan pada 6 Januari 2025 lalu. "Karena masaknya hampir setiap hari selama seminggu dan akan berlangsung selama setahun, jadi kegiatan yang tidak pernah berhenti, makanya saya mulai agak kurang tidur," kata Dadan dalam kegiatan penandatangan nota kesepahaman antara BGN dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta pada Kamis, 23 Januari 2025.
Selama 18 hari pelaksanaan MBG, kegiatan dirinya sebagai Kepala BGN hampir selalu padat. Apalagi, kata dia, BGN harus terus bersiaga menghadapi kemungkinan terjadinya hal-hal di luar ekspektasi saat pelaksanaan MBG. "Kami sore sudah evaluasi, subuh sudah masak, dan kemudian deliver, kami sudah deg-degan lagi apa yang akan terjadi," ucap Dadan.
Maka dari itu, Dadan mengatakan BGN perlu keterlibatan pihak-pihak lain dalam pelaksanaan program MBG. Salah satunya BPOM yang akan ikut mengawasi program MBG. "Kami butuh semua pihak, termasuk BPOM, untuk bisa mitigasi, evaluasi dari aspek higienis hingga keamanan pangan, memitigasi apa yang akan terjadi di lapangan," ucap Dadan.
Sebelumnya, Dadan sempat merekomendasikan tambahan anggaran program MBG Rp100 triliun untuk bisa memenuhi target 82,9 juta orang penerima manfaat di akhir 2025. "Kami sampaikan tambahan Rp100 triliun cukup untuk memberikan makan kepada seluruh penerima manfaat 82,9 juta," kata Dadan usai mengikuti rapat terbatas, yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, 17 Januari 2025.
Ia mengatakan dalam rapat itu, Prabowo Subianto ingin melakukan percepatan pemberian MBG usai menerima banyaknya laporan masyarakat yang mengaku anak-anaknya belum bisa merasakan MBG setelah 10 hari dijalankan. Menurut Dadan, dari anggaran yang saat ini ada yaitu Rp71 triliun, belum mampu mencapai seluruh penerima manfaat yang ada.