Khutbah Jumat, 7 Februari 2025: Keutamaan Bulan Syaban yang Istimewa
Simak naskah khutbah Jumat, 7 Februari 2025 dengan tema "Keutamaan Bulan Syaban yang Istimewa", disertai dengan penjelasannya secara lengkap.
![Khutbah Jumat, 7 Februari 2025: Keutamaan Bulan Syaban yang Istimewa](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Khutbah-Jumat-7-Februari-2025.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Berikut naskah khutbah , 7 Februari 2025 dengan tema Keutamaan Bulan yang Istimewa.
Naskah khutbah , 7 Februari 2025 dalam artikel ini akan membahas tentang keutamaan dari bulan .
Dalam khutbah kali ini dijelaskan bahwa bulan memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan tersendiri.
Simak contoh khutbah Jumat berikut ini, dikutip dari laman jabar.kemenag.go.id.
Baca juga:
Khutbah Jumat: Keutamaan Bulan Syaban yang Istimewa
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى خَيْرِ الْأَنَامِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَ عَلٰى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ الْهُدَى إِلَى يَوْمِ الْحِسَابِ. أَيُّهَا الْأَحْبَابُ، أُوْصٍيْكُمْ وَإِيَاّيَ بِالتَّقْوَى اللّٰهِ التَّوَّابِ، فَقَدْ فَازَ مَنْ أَنَابَ.
لَقَدْ قَالَ تَعَالىَ فِي الْكِتَابِ: ﴿يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا ٧١ ﴾ ( الاحزاب/33: 70-71)
أَمَّا بَعْدُ، فَقَالَ خَيْرُ الْأَنْبِيَاءِ: كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Segala puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, pencipta alam semesta raya. Yang telah menciptakan manusia bersuku-suku bangsa, beraneka ragam budaya, bahasa dan agama. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda nan mulia, Rasulullah Muhammad saw. dan keluarganya beserta seluruh umatnya yang setia hingga hari kiamat tiba.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Rajab yang baru saja kita tinggalkan, sejatinya adalah bulan yang mulia, 1 diantara 4 bulan yang dikeramatkan yakni Bulan Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab. Bulan Rajab bulan yang dinantikan dan dielu-elukan oleh mayoritas umat Islam, bahkan terabadikan dalam untaian syair dan doa nan indah, yang diambil dari riwayat Anas bin Malik:
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚِ ﺭَﺿِﻲَ اللّٰهُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ اللّٰهِ ﺻَﻠﻰَّ اللّٰهُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ َﺇﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﺭَﺟَﺐَ ﻗﺎَﻝَ اَللّٰهُمَّ ﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲْ ﺭَﺟَﺐَ ﻭَﺷَﻌْﺒﺎَﻥَ ﻭَﺑَﻠِّﻐْﻨَﺎ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ. ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﻨﺪ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻭﺷﻌﺐ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭﻓﻀﺎﺋﻞ ﺍﻷﻭﻗﺎﺕ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasanya jika memasuki bulan Rajab beliau berdoa: Allahumma Barik Lana Fi Rajaba Wa Sya’bana Waballighna Ramadhana. Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadan. Hadits riwayat Ahmad dalam al Musnad, al Baihaqi dalam Da’wat al Kabir dan Syu’abul Iman, serta Fadhail al Awqot.
Baca juga:
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Sya’ban bulan yang hari ini kita bersamanya, adalah bulan yang memiliki banyak keutamaan, baik catatan sejarah peristiwa penting maupun berkaitan dengan ritual keagamaan dan amaliyah tertentu. Di dalam kitab Maadzaa Fii Syakbaan (Ada apa di bulan Sya’ban), Prof. Dr. Sayyid Muhammad Ibn Alawi al-Maliki al-Hasani menyebutkan beberapa hal terkait Sya’ban menyebutkan beberapa peristiwa bersejarah di bulan Sya’ban, diantaranya:
1. Perpindahan kiblat dari baitul Maqdis ke Ka’bah. Sebelumnya umat Islam salat menghadap Baitul Maqdis selama 17 bulan 3 hari, dan mulai menghadap Kabah pada hari Selasa pertengahan bulan Sya’ban. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an yakni Surat Al Baqarah 2: 144, Allah berfirman:
﴿ قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ١٤٤ ﴾ ( البقرة/2: 144)
Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidilharam) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah/2: 144)
2. Pelaporan amal, yakni pelaporan amal yang bersifat lebih luas, laporan tahunan. Karena laporan amal manusia ada yang harian setiap subuh dan asar serta ada laporan pekanan setiap hari Senin dan Kamis. Diantara hadis yang menunjukkan hal itu adalah riwayat Usamah bin Zaid,
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ لَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ مِنْ شَهْرٍ مِنَ الشُّهُوْرِ مَا تَصُوْمُ شَعْباَنَ قال ذَاكَ شَهْرٌ يُغْفَلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رجبَ ورمضانَ وهو شهرٌ تُرْفَعُ فِيْه الْأَعْمَالُ إِلى رَبِّ العالمين وأُحِبُّ أن يُرفعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائمٌ
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku tak pernah melihatmu berpuasa di satu bulan yang lebih banyak seperti bulan Sya’ban ini. Maka beliau menjawab, “Ini adalah bulan yang dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadan, Sya’ban ini adalah bulan dilaporkannya amal-amal kepada Allah, dan aku senang ketika dilaporkan itu dalam kondisi berpuasa. (HR. Nasai dan Ahmad)