Kronologi Dugaan Manajemen Startup Jumbo eFishery Gelapkan Dana Rp 9,8 Triliun

Kronologi dugaan manajemen startup jumbo perikanan eFishery menggelapkan dana perusahaan US$ 600 juta.

Kronologi Dugaan Manajemen Startup Jumbo eFishery Gelapkan Dana Rp 9,8 Triliun

Laporan hasil investigasi awal yang bocor menunjukkan manajemen diduga menggelapkan dana perusahaan US$ 600 juta atau Rp 9,8 triliun (kurs Rp 16.331 per US$) selama Januari - September 2024. Bagaimana kronologinya.

Isu penggelembungan dana eFishery awalnya dilaporkan oleh DealStreetAsia pada medio Desember 2024. Setelah itu, startup perikanan ini membebastugaskan sementara jabatan Gibran Huzaifah sebagai CEO dan Chief Product Officer Chrisna Aditya.

Startup jumbo itu menunjuk Adhy Wibisono sebagai CEO interim menggantikan Gibran Huzaifah. Sementara itu, Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy.

Namun eFishery belum mengomentari dugaan penyelewengan dana perusahaan. Juru bicara hanya menyampaikan keputusan itu diambil bersama shareholder.

Sumber Bloomberg dan Straits Times mengatakan investigasi dimulai setelah seorang pelapor mendekati salah satu anggota dewan. Whistleblower ini menyatakan laporan keuangan tidak akurat.

Berikut dugaan penggelapan dana eFishery, berdasarkan bocoran rancangan laporan setebal 52 halaman yang diedarkan di antara investor dan ditinjau oleh Bloomberg News:

  • eFishery menyampaikan kepada investor bahwa perusahaan untung US$ 16 juta atau Rp 261,3 miliar dan meraup pendapatan US$ 752 juta atau Rp 12,3 triliun selama Januari – September 2024. Padahal sebenarnya eFishery merugi US$ 35,4 juta atau Rp 578 miliar. Pendapatan startup perikanan ini diperkirakan US$ 157 juta atau Rp 2,6 triliun.
  • Secara keseluruhan, pembukuan internal menunjukkan kerugian yang dipertahankan eFishery sekitar US$ 152 juta atau selama Januari - November 2024. Total aset perusahaan US$ 220 juta, termasuk US$ 63 juta dalam bentuk piutang dan US$ 98 juta berupa investasi.
  • Selain itu, eFishery melaporkan jumlah mitra pembudidaya ikan lebih dari 400 ribu. Namun ternyata hanya 24 ribu.

"Manajemen telah menggelembungkan pendapatan hampir US$ 600 juta dalam sembilan bulan per September 2024" demikian isi laporan itu dikutip dari Straits Times, Rabu (22/1). Jika benar, maka lebih dari 75% dari angka yang dilaporkan adalah palsu, menurut laporan tersebut.

“Manajemen juga menggelembungkan angka pendapatan dan laba untuk beberapa tahun sebelumnya,” demikian dikutip.

Katadata.co.id mengonfirmasi hal itu kepada manajemen eFishery. Akan tetapi, mereka tidak bisa memberikan tanggapan.

Katadata.co.id juga sudah mengonfirmasi kepada tim komunikasi eFishery melalui email. Namun belum juga ada tanggapan.

Begitu juga dengan Gibran yang belum memberikan respons atas permintaan konfirmasi melalui WhatsApp.

Direktur Utama GoTo Gojek Tokopedia sekaligus pendiri Northstar Group Patrick Sugito Walujo menyampaikan dugaan penyelewengan dana atau fraud startup eFishery berlangsung sejak 2018. Northstar Group merupakan salah satu investor pada putaran pendanaan eFishery seri C dan seri D.

Patrick Walujo menyebut indikasi kuat fraud di eFishery bersifat sistematis. Dia menemukan indikasi ini berdasarkan temuan tim audit yang dikirim untuk melakukan pemeriksaan pada eFishery.

Tim tersebut menemukan bukti manipulasi data yang sudah berlangsung cukup lama. "Saya yakin ini adalah penipuan sistematis di semua lini," kata Patrick dalam acara Indonesia PE-VC Summit 2025 di Jakarta, Kamis (16/1).

“Dalam penipuan sistematis seperti ini, kami perlu tahu apa dasar sebenarnya yang masih tersisa atau utuh di perusahaan,” Patrick Walujo menambahkan.

Patrick mencatat dugaan penyelewengan uang di startup Indonesia bukan pertama kali terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, ia mencatat ada tiga kasus serupa. “Saya kira, kita perlu merenungkan, mempelajari, dan melakukan perbaikan dalam cara menangani startup yang disuntik,” kata dia kepada para hadirin.

“Setelah menjalankan GoTo, saya akan mengatakan dengan yakin, jika Anda ingin melakukan penipuan, ya, Anda dapat melakukannya. Tidak peduli seberapa baik investor, jika benar-benar ingin melakukan,” ujar dia.

“Anda dapat menyembunyikannya untuk sementara waktu, tetapi tidak dapat melarikan diri. Suatu hari nanti, hal itu akan terjadi, bukan? Ini masalah waktu. Maksud saya, sebagai CEO, mengoordinasikan penipuan besar-besaran, hal itu selalu dapat dilakukan. Akan tetapi apakah itu benar-benar sesuatu yang ingin Anda lakukan dalam hidup? Itu pertanyaan yang harus dijawab sendiri,” Patrick menambahkan.