Laporan Intelijen AS: Israel Pertimbangkan Serang Fasilitas Nuklir Iran Tahun Ini
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah hasil asesmen intelijen AS menyimpulkan bahwa, Israel mempertimbangkan kemungkinan menyerang fasilitas nuklir Iran pada tahun ini. Seperti dilaporkan Wall Street Journal (WSJ) dilansir Jerusalem Post, Rabu...
![Laporan Intelijen AS: Israel Pertimbangkan Serang Fasilitas Nuklir Iran Tahun Ini](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/_250205053228-893.png)
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Washington, Selasa, 4 Februari 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah hasil asesmen intelijen AS menyimpulkan bahwa, Israel mempertimbangkan kemungkinan menyerang pada tahun ini. Seperti dilaporkan Wall Street Journal (WSJ) dilansir Jerusalem Post, Rabu (12/2/2025), asesmen itu digelar selama hari-hari terakhir pemerintah Biden, dan menyimpulkan, bahwa Israel mempertimbangkan serangan berskala besar.
Laporan WSJ juga menyebutkan bahwa, Israel diperkirakan akan mendesak pemerintahan AS saat ini untuk mendukung rencana serangan itu. Sumber militer AS kepada WSJ menyatakan, dukungan AS termasuk persenjataan, akan dibutuhkan untuk menyukseskan rencana serangan Israel.
Juga dilaporkan bahwa, Israel mengkhawatirkan waktu serangan yang tepat saat mereka berpikir tenggat hingga Iran dapat memproduksi bom atom semakin habis. Kantor Perdana Menteri Israel ataupun IDF tidak merespons laporan WSJ ini.
Namun, lewat wawancara dengan New York Post, belum lama ini, Presiden AS Donald Trump lebih menginginkan menandatangani kesepakatan nuklir dengan Iran daripada melancarkan serangan. "Saya menginginkan sebuah kesepakatan non-nuklir terjadi dengan Iran. Saya lebih menginginkan itu daripada membom mereka," kata Trump.
Merespons Trump, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Jumat (7/2/2025) lalu menegaskan menolak ide negosiasi dengan pemerintahan AS saat ini. Ia menegaskan pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa, proses negoisasi, "tidak rasional, tidak intelek, atau terhormat."
"Negosiasi dengan Amerika tidak mengatasi masalah-masalah kami," kata Khamenei dalam sebuah pidato yang dikutip Tasnim.