Lemhannas bangun kepemimpinan nasional dengan wawasan global pada P4N
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) ingin membangun karakter kepemimpinan nasional yang memiliki wawasan global ...
Mereka dapat mengetahui tentang bagaimana dinamika geopolitik global yang dihadapi oleh dunia saat ini dan pengaruhnya bagi Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) ingin membangun karakter kepemimpinan nasional yang memiliki wawasan global dalam program Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII Tahun 2025.
Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily menilai wawasan global penting bagi para peserta sebagai kandidat pemimpin nasional karena setiap kebijakan ditentukan oleh sejauh mana kemampuan memahami, mengetahui, dan mengakses berbagai dinamika politik global.
"Dengan demikian, mereka dapat mengetahui tentang bagaimana dinamika geopolitik global yang dihadapi oleh dunia saat ini dan pengaruhnya bagi Indonesia," kata Ace dalam konferensi pers Pembukaan Program P4N LXVIII Tahun 2025 di Jakarta, Rabu.
Selain memiliki wawasan global, dia berharap peserta P4N 2025 bisa memiliki orientasi kepemimpinan sebagai negarawan yang lebih mementingkan bangsa dan negara daripada kepentingan ego sektoral maupun diri sendiri selama pendidikan.
Ace mengharapkan pula peserta memiliki integritas sebagai seorang pemimpin sehingga bisa membedakan hal yang boleh secara hukum dan yang tidak, serta memiliki moral dan etika kebangsaan yang kuat.
Ia menjelaskan bahwa program P4N Angkatan Ke-68 akan berlangsung selama 6 bulan ke depan dengan peserta yang terdiri atas TNI, Polri, aparatur sipil negara (ASN), tokoh masyarakat yang berasal dari non-ASN atau organisasi kemasyarakatan, serta peserta mancanegara dari Timor Leste, Yordania, Singapura, India, dan Malaysia.
Baca juga:
Baca juga:
Peserta, lanjut dia, akan mendapatkan tiga jenis pembekalan. Pertama, pembekalan mengenai konsensus kebangsaan agar memiliki pemahaman yang utuh, komprehensif, integral, dan holistik tentang nilai-nilai kebangsaan.
Kedua, pembekalan tentang perkembangan dinamika geopolitik global, regional, maupun nasional, yang dijadikan sebagai satu rujukan bagi peserta agar apabila sudah lulus dari pendidikan bisa memahami tantangan global yang dihadapi oleh bangsa.
Pembekalan ketiga, sambung dia, yaitu berupa pembekalan tentang berbagai wawasan dan pengetahuan serta tantangan, misalnya tentang isu perubahan iklim maupun geopolitik yang berkaitan dengan sibernetika, sehingga akan mulai diperkenalkan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
"Tentu yang paling penting mereka nanti juga akan mengimplementasikan dari berbagai pengukuran ketahanan nasional tersebut," tuturnya.
Berbagai ilmu dalam pembekalan itu, lanjut Ace, nantinya akan direlevansikan dengan program Astacita Presiden RI Prabowo Subianto. Misalnya, dengan poin Astacita nomor satu, yakni memperkokoh nilai-nilai Pancasila, demokrasi, dan HAM.
Selain itu, Lemhannas secara khusus juga akan memilih tema pendidikan yang terkait dengan memperkuat dan mewujudkan ketahanan pangan, mewujudkan ketahanan energi, serta mengimplementasikan hilirisasi di berbagai sumber kekayaan alam, termasuk pula tentang mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
"Jadi, tema-tema tersebut nanti akan dielaborasi melalui pendidikan di Lemhannas selama 6 bulan ke depan. Kami harap nanti mereka bisa memiliki karakter kepimpinan yang kuat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," ucap Ace menambahkan.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025