Lestarikan Warisan Budaya, Pementasan Tari Kolaborasi Gandrung Dance Studio dan Sanggar Nyi Ronggeng

Gandrung Dance Studio dan Sanggar Nyi Ronggeng mempersembahkan Millennium Culture, sebuah pertunjukan tari kolaboratif

Lestarikan Warisan Budaya, Pementasan Tari Kolaborasi Gandrung Dance Studio dan Sanggar Nyi Ronggeng

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gandrung Dance Studio dan Sanggar Nyi Ronggeng mempersembahkan Millennium Culture, sebuah pertunjukan tari kolaboratif yang digelar di Teater , Jakarta. 

Di era milenium ini, budaya dan teknologi berjalan beriringan. 

Kehadiran berbagai platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram membuat pertukaran budaya menjadi semakin cepat, terutama di kalangan .

Konsep pementasan ini tidak hanya tentang keindahan artistik, tetapi juga menunjukkan bahwa seni tradisional dapat tetap relevan dan keren di dunia urban saat ini. 

Millennium Culture adalah bukti melestarikan warisan budaya sekaligus inovasi, menciptakan karya tari menarik dan penuh makna.

Director dan founder dari Gandrung Dance Studio dan Sanggar Nyi Ronggeng Rosmala Sari Dewi menuturkan, misi utama dari pementasan ini adalah untuk menantang para pelatih untuk menciptakan karya kolaboratif.

Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman yang mendalam bagi para murid, di mana mereka diajak untuk termotivasi, berkolaborasi, dan berinovasi.

"Sambil melatih tubuh mereka untuk mengeksplorasi berbagai genre tari, mereka akan menyadari bahwa tubuh mereka memiliki kemampuan luar biasa untuk menarikan jenis tarian apa saja, tanpa kehilangan identitas dan tetap menjaga akar tradisi," kata Rosmala melalui keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).
 
Pementasan ini bukan hanya soal seni, tetapi juga tentang membuka wawasan, memperkuat kebanggaan budaya, dan menciptakan generasi seniman yang mampu menghargai kekayaan lokal sambil beradaptasi dengan dunia yang terus berubah.
 
Pertunjukan ini dipresentasikan oleh murid-murid kelas anak, remaja dan dewasa dari berbagai latar belakang usia, mulai dari usia 4 tahun hingga 50 tahun, yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan penyandang Down Syndrome.

Keberagaman ini mencerminkan inklusivitas dan semangat kolaborasi dalam dunia seni tari, di mana setiap individu dapat berkontribusi dengan cara mereka sendiri.

Baca juga:

Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Selatan Rusmantoro, juga dihadiri oleh Kasubkel Sekolah & Perguruan Tinggi serta Kasubkel Komunitas & Masyarakat dari Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.