Lo Kheng Hong Bagikan 4 Jurus Tangkap Potensi Cuan Meski IHSG Tertekan
Investor saham senior Lo Kheng Hong memberikan tips kepada investor agar dalam menghadapi tren penurunan mayoritas harga saham di Bursa Efek Indonesia.
![Lo Kheng Hong Bagikan 4 Jurus Tangkap Potensi Cuan Meski IHSG Tertekan](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2022/12/27/Lo_Kheng_Hong-2022_12_27-16_09_11_2ab3208bac660b84260dcc3f71c7745d_960x640_thumb.jpeg)
Investor saham senior Lo Kheng Hong memberikan tips kepada investor agar dalam menghadapi tren penurunan mayoritas harga saham di Bursa Efek Indonesia. Merujuk data BEI, Indeks Harga Saham Gabungan turun 1,5% ke level 6.548 pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa (11/2).
Selama sepekan IHSG telah turun 7,5% dari posisi 7.079 pada pembukaan perdagangan Rabu (5/2). Adapun Bank Indonesia mencatat, investor asing melakukan aksi jual dengan total Rp 3,29 triliun selama 3-6 Februari 2025. Sementara secara year to date (yoy), total net sell asing mencapai Rp 2,85 triliun.
Anjloknya IHSG dipicu oleh pelemahan sejumlah saham dengan kapitalisasi pasar besar, terutama di sektor perbankan, telekomunikasi, dan energi. Selain itu, aksi jual investor asing turut menekan kinerja indeks.
Pilarmas Sekuritas menyampaikan pasar tampaknya berjuang untuk mendapatkan arah karena kekhawatiran atas potensi perang dagang global meningkat menyusul ancaman tarif baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump sebelumnya telah mengumumkan tarif menyeluruh sebesar 25% untuk semua impor baja dan aluminium.
Trump juga mengungkapkan bahwa tarif tambahan akan diumumkan pada hari Selasa atau Rabu waktu Amerika Serikat. Peringatan tarif terbaru ini menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi, yang dapat membatasi potensi penurunan suku bunga.
Phintraco Sekuritas menyebut hal ini memberikan kecemasan pasar menjadi awal yang signifikan akan terjadinya eskalasi perang dagang global. Ancaman lain adalah pemberlakukan tarif impor resiprokal dan potensi kenaikan inflasi dan bank sentral berpotensi akan tersandera dengan tingkat suku bunga tinggi.
Dari dalam negeri, tekanan eksternal berimbas pada melemahnya indeks IHSG. Kebijakan tarif oleh pemerintah AS diprediksi masih akan berlanjut, sehingga akan memberikan dampak pada negara emerging market atau pasar negara berkembang.
"Salah satunya ekonomi Indonesia karena negara-negara emerging market akan tersandera dengan tingkat suku banyak dan lebih membutuhkan banyak untuk pemangkasan suku bunga acuannya," tulis Pilarmas Sekuritas dalam riset seperti dikutip Selasa (11/2).
Menanggapi kondisi ini, Lo Kheng Hong mengingatkan para investor agar tidak panik. Ia justru melihat penurunan ini sebagai peluang bagi investor untuk menangkap potensi keuntungan di tengah pelemahan harga saham unggulan.
Meski begitu, Lo Kheng Hong mengingatkan investor terutama para pemula dan investor muda untuk tidak sembarang bertindak. Berikut 4 jurus yang dibagian Lo Kheng Hong pada investor muda agar bisa menangkap peluang investasi di tengah tren penurunan IHSG.
4 Jurus Investasi Saham dari Lo Kheng Hong
Manfaatkan Penurunan sebagai Peluang
Menurut Lo Kheng Hong, saat harga saham-saham blue chip turun signifikan, investor sebaiknya memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli saham dengan fundamental yang baik. Hal ini menurutnya perlu dilakukan dengan cermat agar mendapatkan keuntungan.
“Dana asing kabur, harga saham blue chip turun banyak. Artinya sedang terjadi hujan emas di Bursa Efek Indonesia. Ambillah ember yang besar untuk menampung hujan emas di sana,” ujar Lo Kheng Hong kepada Katadata.co.id seperti dikutip Selasa (11/2).
Jangan Tunda Berinvestasi
Lo Kheng Hong menegaskan bahwa meskipun investor harus berhati-hati, mereka tidak perlu takut untuk berinvestasi di tengah tren penurunan IHSG. Jika sudah memiliki saham yang dinilai bagus, tidak ada alasan untuk menunda menambah investasi.
“Kalau tunggu hujan reda, tidak dapat emas lagi,” ujarnya.
Pilih Saham Berdasarkan Fundamental yang Kuat
Ia mengingatkan agar investor tidak sembarangan dalam memilih saham ketika memutuskan untuk berinvestasi di tengah kondisi pasar yang sedang turun. Dua hal yang menurut Lo Kheng Hong bisa jadi acuan adalah capaian laba dan riwayat pembagian dividen perusahaan.
Lo Kheng Hong menegaskan bahwa laba perusahaan merupakan indikator utama yang harus diperhatikan investor. Perusahaan dengan laba besar cenderung memiliki fundamental yang kuat dan mampu bertahan dalam kondisi pasar yang tidak menentu.
Selain laba, Lo Kheng Hong juga menyoroti pentingnya dividen. Saham dengan riwayat pembagian dividen yang besar menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesehatan finansial yang baik dan mampu memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya.
“Yang labanya besar itu emas, yang dividennya besar itu emas,” kata Lo Kheng Hong.
Ia menekankan pentingnya memperhatikan kinerja perusahaan, dengan melihat kecenderungan laba serta riwayat pembagian dividen sebagai indikator utama dalam memilih saham.
Investasi Jangka Panjang dan Konsisten
Sebagai seorang investor yang telah berpengalaman lebih dari 40 tahun, Lo Kheng Hong menekankan pentingnya kesabaran dan konsistensi dalam berinvestasi. Ia mencontohkan perjalanannya yang dimulai sejak bekerja sebagai pegawai tata usaha di bank dengan gaji Rp 50 ribu pada 1979. Ia secara disiplin menyisihkan gajinya untuk membeli saham, yang pada akhirnya mengantarnya menjadi salah satu investor sukses di Indonesia.
Menurut Lo Kheng Hong, jika seseorang sudah memiliki uang banyak dan menginvestasikannya di perusahaan yang bagus, maka uang tersebut dapat terus berkembang meskipun ia tidak melakukan apa-apa. Perusahaan yang memiliki kinerja baik dapat menjadi 'mesin pencetak uang' bagi para investornya.
Dengan menerapkan strategi ini, Lo Kheng Hong percaya bahwa investor dapat tetap meraih cuan meskipun IHSG sedang tertekan. Kuncinya adalah memilih saham dengan bijak dan memiliki visi investasi jangka panjang.