Melonjak 105,91%, Saham Kongsi Agung Sedayu - Grup Salim CBDK Dipantau BEI
Saham emiten kongsi Agung Sedayu dan Salim Group yakni PT Bangun Kosambi Sukses Tbk atau CBDK dipantau BEI. Berikut penyebabnya.
Saham emiten kongsi dan yakni PT Bangun Kosambi Sukses Tbk atau dipantau Bursa Efek Indonesia alias BEI. Hal ini karena pergerakan saham di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).
Harga saham CBDK melonjak 105,91% selama sepekan. Saham emiten kongsi Agung Sedayu dan Salim Group ini juga menyentuh batas tertinggi atau auto reject atas (ARA) sejak mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada Senin (13/1).
ARA merupakan batas kenaikan harga saham tertinggi yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan. Saat saham menyentuh ARA, sistem akan secara otomatis menolak pesanan untuk membeli atau menjual efek.
Bangun Kosambi Sukses menjadi emiten keenam yang melantai di bursa pada Januari 2025.
Pada debut perdananya, saham CBDK dibuka menyentuh ARA 25% ke level Rp 5.075 per lembar. Volume saham yang diperdagangkan 48,60 ribu dengan nilai transaksi Rp 264,64 juta.
Frekuensi perdagangan saham CBDK 260 kali. Kapitalisasi pasar anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk atau PANI ini Rp 28,77 triliun.
Pada penutupan perdagangan Jumat (17/1), harga saham PT Bangun Kosambi Sukses Tbk atau CBDK melesat 19,77% menjadi Rp 10.450 lembar. Kapitalisasi pasarnya Rp 61,22 triliun.
Harga saham CBDK melesat 5,02% ke level Rp 10.975 per lembar pada perdagangan saham hari ini (20/1) per pukul 09.03. Volume yang diperdagangkan 10,87 juta dengan nilai transaksi Rp 118,32 miliar. Kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 62,22 triliun.
“Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham CMNP, perlu kami sampaikan bahwa BEI saat ini mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut,” tulis otoritas bursa, Jumat (17/1).
BEI menyampaikan pengumuman UMA bukan berarti ada pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Oleh karena itu, BEI meminta agar investor agar memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa dan mencermati kinerja perusahaan tercatat serta keterbukaan informasi.
Otoritas bursa mengimbau investor mengkaji kembali rencana aksi korporasi perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Selain itu, mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Saat IPO, CBDK mematok harga Rp 4.060 per lembar. Angka ini merupakan nilai batas atas dari harga bookbuilding Rp 3.000 - Rp 4.060.
Berdasarkan prospektus, emiten properti itu melepas 566,89 juta saham atau 10% dari modal disetor dan ditempatkan usai IPO. IPO CBDK ini sekaligus menjadi jalan bagi kongsi konglomerat Sugianto Kusuma atau dikenal Aguan dan Salim Group melebarkan sayap bisnis di BEI.
Presiden Direktur Bangun Kosambi Sukses Steven Kusumo mengatakan saham CBDK kelebihan permintaan atau oversubscribed sekitar 344,28 kali. Sekitar 168.874 investor yang berpartisipasi dalam penawaran saham CBDK.