Menbud Fadli Zon Dukung Penelitian Lanjutan di Gunung Padang, 'Ini Situs Penting!'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendukung keberlanjutan penelitian di situs Gunung Padang. Hal ini ia sampaikan setelah mendengar paparan lima pakar berbagai bidang ilmu dalam diskusi publik bertajuk...

Menbud Fadli Zon Dukung Penelitian Lanjutan di Gunung Padang, 'Ini Situs Penting!'

Situs Megalitikum Gunung Padang di daerah Cianjur, Jawa Barat. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendukung keberlanjutan penelitian di situs Gunung Padang. Hal ini ia sampaikan setelah mendengar paparan lima pakar berbagai bidang ilmu dalam diskusi publik bertajuk “Melihat Kembali Nilai-Nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan” yang digelar Selasa (11/2/2025).

Diskusi menghadirkan arkeolog Dr Junus Satrio Atmodjo, peneliti arkeologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Lutfi Yondri, dan pengajar arkeologi Universitas Indonesia Dr Ali Akbar, yang juga anggota tim terpadu riset mandiri Gunung Padang 2011-2014. Selain itu turut diundang pakar geologi Prof Sutikno Bronto, Dr Taqiyuddin, dan peneliti BRIN Prof Danny Hilman Natawidjaja.

Para pakar memaparkan penelitian yang mereka lakukan terkait Gunung Padang dan kontroversinya. Terutama kontroversi terkait umur situs yang ada beberapa versi. Terhadap hal ini, Menbud mengatakan ia mendukung agar ke depan diadakan kembali diskusi berbagai disiplin ilmu tentang Gunung Padang. Fadli mengatakan semua pihak harus mendengar berbagai perspektif.

Fadli berpesan, terlepas dari berbagai perbedaan hasil penelitian, ia menggarisbawahi kesamaan pendapat para pakar, yakni: "Ini situs penting. Ini situs luar biasa!" kata Fadli. Ia melanjutkan, "Harus ada penelitian lebih lanjut dan tentu ada pemugaran." Pemugaran, Fadli menekankan, sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

 

Dosen arkeologi UI Dr Ali Akbar percaya bahwa bisa setara dengan situs-situs besar dunia yang mendapat predikat 'World Heritage'. Beberapa situs itu seperti piramida di Mesir, istana Petra di Yordania, monumen batu Stone Henge di Inggris, dan situs lainnya. 

Syaratnya, kata Ali Akbar, situs Gunung Padang harus dilestarikan. Salah satu upaya penting untuk itu adalah membentuk sebuah badan khusus yang mengelola dan merencanakan penelitian. 

Arkeolog BRIN Dr Lutfi Yondri mengingatkan bahwa situs Gunung Padang memperlihatkan bagaimana keunggulan bangsa Indonesia sejak dahulu. "Situs ini memperlihatkan bagaimana pencapaian teknologi leluhur tatar Sunda, bagaimana tingginya aspek spiritual mereka di situs itu. Dan tentu saja bagaimana situs itu menjadi bagian dari peradaban Indonesia. Situs ini luar biasa!".