Menteri Ekonomi Malaysia: Hubungan erat dengan China penting bagi Target Perekonomian Malaysia

Hubungan yang erat dan stabil antara China dan Malaysia akan membantu Malaysia mencapai tujuan jangka panjangnya untuk ...

Menteri Ekonomi Malaysia: Hubungan erat dengan China penting bagi Target Perekonomian Malaysia

Kuala Lumpur (ANTARA) - Hubungan yang erat dan stabil antara China dan Malaysia akan membantu Malaysia mencapai tujuan jangka panjangnya untuk pembangunan ekonomi yang didorong oleh inovasi teknologi, demikian disampaikan Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli.

Dalam wawancara eksklusif baru-baru ini dengan Xinhua, Rafizi mengatakan bahwa dengan kemajuan teknologi signifikan yang dicapai oleh China dan hubungan antara kedua negara yang berada pada puncaknya, ini merupakan momen yang tepat untuk memanfaatkan sepenuhnya peluang kolaborasi."China telah mampu mendemonstrasikan model yang sangat tangguh untuk itu, sehingga ada banyak hal yang bisa dipelajari dan dikolaborasikan, dan hal ini tercermin dalam cara pandang masyarakat terhadap hubungan Malaysia dan China," ujarnya.Seiring Malaysia mengupayakan pengadopsian kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) bersama pengembangan teknologi, infrastruktur, dan industri terkait, Rafizi menjelaskan bahwa upaya-upaya ini akan menguntungkan kedekatan dan hubungan Malaysia dengan China, yang memimpin dunia di sektor kendaraan listrik (electric vehicle/EV), baterai, dan berbagai kemajuan lainnya di sektor tersebut.Sejak 2023, transisi energi telah menjadi pendorong kebijakan utama dan keyakinan utama dari transformasi ekonomi Malaysia, yang berarti hal ini akan mempercepat perdagangan antara Malaysia dan China di sektor material terbarukan; rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan pengujian (engineering, procurement, construction, and commissioning/EPCC) serta pelaksanaan proyek; dan teknologi serta keahlian, papar sang menteri.Rafizi juga menyoroti posisi strategis Malaysia dalam rantai pasokan global dan upaya-upayanya untuk meningkatkan kapasitas dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat untuk pusat data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Dia menekankan target untuk membangun, mendukung, dan memelihara komponen-komponen dalam sektor-sektor ini di Malaysia."Dalam 10 tahun ke depan, kami ingin melihat pusat data melewati siklus hidupnya terkait penggantian cip baru, server data, dan sejenisnya, dan sejumlah pusat data baru harus dibangun. Kami ingin melihat cip-cip tersebut dan keahlian untuk membangun serta mengoperasikan, yang sebenarnya berasal dari konten lokal, dan ini merupakan perkembangan alami dari operasional back-end yang juga mencakup, secara vertikal, operasional front-end," katanya.Rafizi juga menambahkan bahwa kerja sama erat dan akses teknologi Malaysia dengan China, serta posisi strategis negara tersebut dalam kawasan ekonomi ASEAN, akan membantu Malaysia mengatasi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh ketegangan geopolitik dan proteksionisme.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025