Pasca Geger dengan Saudi, Kini Netanyahu Bersitegang dengan Mesir, Tuduh Kurung Warga Palestina
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bersitegang dengan Mesir karena menganggap Kairo telah mengurung warga Palestina yang ingin kabur.
TRIBUNNEWS.COM - Setelah geger dengan , kini Perdana Menteri Benjamin bersitegang dengan .
Sebelumnya, hubungan Benjamin dengan memanas setelah sang Perdana Menteri mengusulkan pendirian negara di tanah negara kerajaan itu.
Karena memiliki banyak tanah, sambil bercanda mengatakan bahwa bisa mendirikan negara di wilayahnya.
Kini, membuat pernyataan dengan nada menuduh menyebut telah mencegah warga meninggalkan Gaza.
Dalam wawancaranya dengan Fox News, menuduh bahwa warga yang ingin meninggalkan Gaza telah dicegah oleh .
Netanyahu mengatakan beberapa warga telah meminta untuk meninggalkan Gaza bahkan sebelum perang -Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023.
"Ada yang menyuap penjaga gerbang (di penyeberangan Rafah)," kata , dikutip dari Anadolu Agency.
"Namun mereka dikurung karena tetangga mereka, , tidak mau membuka pintu," lanjutnya.
Netanyahu menambahkan bahwa ia mendukung opsi pengusiran warga dari Gaza, meskipun untuk sementara, guna melenyapkan Hamas dan membangun kembali Jalur Gaza.
Menanggapi pernyataan , Kementerian Luar Negeri mengeluarkan pernyataan yang mengkritik sang Perdana Menteri.
Kementerian mengatakan komentar dari Netanyahu bertentangan dengan upaya kemanusiaan Mesir di Gaza sejak awal konflik.
Baca juga:
Dikutip dari Daily News Egypt, menyebutkan fasilitasi bantuan kemanusiaan mendesak bagi warga , termasuk masuknya lebih dari 5.000 truk sejak gencatan senjata.
Bantuan tersebut meliputi pasokan penting dan memfasilitasi perjalanan orang yang terluka, warga sipil yang terluka, dan mereka yang memiliki kewarganegaraan ganda.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pernyataan bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari dugaan pelanggaran terhadap warga sipil dan penghancuran infrastruktur vital .