Pastikan Swasembada Pangan, Pemerintah Setop Impor Beras hingga Jagung Dilakukan Tahun Ini
Zulhas menambahkan bahwa produksi pangan Indonesia juga akan berlebih saat panen raya tahun ini
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan atau Zulhas memastikan pemerintah benar-benar menyetop impor pada tahun ini.
Hal itu dikatakan Zulhas usai dikonfirmasi perihal pengantar Presiden Prabowo Subianto saat rapat terbatas, bahwa target swasembada pangan diupayakan pada akhir 2025.
"Enggak (akhir tahun). Sekarang kok, (bukan) akhir tahun," kata Zulhas di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2025).
Lebih lanjut, Zulhas menambahkan bahwa produksi pangan Indonesia juga akan berlebih saat panen raya tahun ini.
"Sekarang roduksi kita akan berlebih ini juga akan panen raya Januari, Februari, Maret," kata dia.
Oleh karena itu, dikatakan Zulhas, telah diputuskan bahwa bulog akan diperkuat keuangannya.
Baca juga:
"Punya anggaran Rp27 T, kemudian untuk bantuan pangan ada Rp16,6 T. Jadi mungkin bulog sudah punya hampir Rap43 Tuntuk membeli gabah yang targetnya 3 juta (ton)," tandas Zulhas.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengaku banyak dibisiki para jajaran menteri kabinet merah putih. Mereka berjanji Indonesia tidak akan impor , hingga garam lagi pada tahun ini.
Hal itu disampaikan Presiden Prabowo saat sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/1/2025) sore. Sidang itu dihadiri oleh semua menteri kabinet merah putih.
"Saya berterima kasih kepada jajaran menteri-menteri yang telah melaporkan kepada saya tahun 2025 lagi tahun 2025 ini kita tidak akan impor lagi, tidak akan impor lagi, tidak akan impor garam lagi," ujar Presiden Prabowo.
Dijelaskan Prabowo, pihaknya menargetkan agar Indonesia bisa swasembada pangan dalam pemerintahannya. Dia mengharapkan Indonesia bisa memberikan makan masyarakat Indonesia tanpa impor.
Karena itu, kata Prabowo, pihaknya mengaku senang dengar kabar jajaran menteri berjanji akan berhenti impor pda tahun ini.
"Artinya target yang saya berikan kepada kabinet bahwa Indonesia kita harus swasembada pangan dalam waktu 4 tahun alhamdulillah target itu bisa kita capai akhir 2025 paling lambat awal 2026. Jadi mungkin tiga tahun lebih cepat dari sasaran yang kita tetapkan," jelasnya.
Ia menambahkan swasembada pangan menjadi penting di tengah ancaman krisis dunia. Sebab, nantinya banyak negara yang menyetor keran ekspor saat sedang mengalami krisis.
"Dalam krisis dunia tidak ada negara yang mengizinkan pangan
keluar dari negaranya, ini sudah hukum sejarah dan kriteria
selanjutnya harus bisa menghasilkan terobosan teknologi berarti
pengeluaran investasi untuk sumber daya manusia untuk
pendidikan untuk sains dan teknologi ini termasuk sesuatu yang
vital dan sesuatu yang harus kita jalankan," pungkasnya.