PBNU dan Kapolri Bahas Sinergi Penanganan Kekerasan di Dunia Pendidikan
PBNU dan Kapolri Bahas Sinergi Penanganan Kekerasan di Dunia PendidikanSAJADA.ID, JAKARTA---Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan audiensi dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) di Markas Besar Polri, Jakarta....
![PBNU dan Kapolri Bahas Sinergi Penanganan Kekerasan di Dunia Pendidikan](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/thumbnail400/250212153549-440.jpg)
![](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250212153549-440.jpg)
PBNU dan Kapolri Bahas Sinergi Penanganan Kekerasan di Dunia Pendidikan
SAJADA.ID, JAKARTA---Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
melakukan audiensi dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia
(Kapolri) di Markas Besar Polri, Jakarta. Pertemuan ini
merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Musyawarah Nasional
(Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2025 yang telah
berlangsung di Hotel Sultan pada 5-7 Februari 2025. Dalam
rekomendasinya, NU menyoroti urgensi penanganan kekerasan di
dunia pendidikan, terutama di pesantren dan lembaga pendidikan
berbasis keagamaan.
Audiensi kali ini dihadiri langsung Ketua PBNU Alissa Wahid
bersama jajaran pengurus lainnya. Kegiatan audiensi kali ini
menunjukkan komitmen PBNU dalam memastikan lingkungan
pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan.
Dalam pertemuan ini, PBNU dan Polri membahas berbagai langkah
strategis untuk memperkuat sistem perlindungan terhadap peserta
didik di Indonesia. Kapolri mengungkapkan bahwa Polri telah
membentuk Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak (Dir TPPA)
dan tengah memperluas jangkauannya hingga ke tingkat kecamatan.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa penanganan kasus
kekerasan, khususnya di lingkungan pendidikan, dapat dilakukan
dengan lebih cepat dan efektif.
"Kami menyadari bahwa kekerasan di dunia pendidikan, baik di
sekolah maupun di pesantren, memerlukan perhatian khusus. Oleh
karena itu, kami siap bersinergi dengan PBNU untuk mencegah dan
menangani kasus-kasus yang terjadi," ujar Kapolri dalam
pertemuan tersebut.
Menanggapi hal ini, Ketua PBNU Alissa Wahid menyampaikan, NU
memiliki jaringan pesantren yang luas di seluruh Indonesia dan
siap bekerja sama dengan Polri untuk mengedukasi serta
meningkatkan kesadaran di kalangan pengelola lembaga pendidikan
terkait pencegahan kekerasan.
"Kami ingin memastikan bahwa lembaga pendidikan, terutama
pesantren, menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk
belajar dan berkembang. Sinergi dengan Polri menjadi langkah
penting agar ada mekanisme perlindungan yang lebih sistematis,"
tutur perempuan yang akrab disapa Ning Alissa ini.
Selain itu juga disoroti pentingnya edukasi bagi para pengasuh dan tenaga pendidik dalam menangani kasus kekerasan.
Menurutnya, pendekatan berbasis pencegahan melalui sosialisasi
dan peningkatan kapasitas akan lebih efektif dalam mengurangi
kasus-kasus kekerasan di lingkungan pendidikan.
"Kami berharap ada program bersama antara PBNU dan Polri untuk
meningkatkan pemahaman tenaga pendidik tentang bagaimana
mencegah dan menangani kekerasan di satuan pendidikan,"
ujarnya.
Sebagai tindak lanjut dari audiensi ini, PBNU dan Polri Sepakat
mengakselerasi kerjasama sebagai upaya pencegahan dan
penanganan kekerasan di dunia pendidikan. Langkah ini
diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih
aman dan kondusif bagi generasi muda Indonesia.
Loading...