PCO: MBG representasi dari wajah Presiden terhadap masa depan anak
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi menyatakan bahwa program ...
Jadi, kalau Makan Bergizi Gratis ini bisa dibilang wajahnya Presiden. Ini program hasil terbaik cepat nomor satu
Jakarta (ANTARA) - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi menyatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar inisiatif, tetapi sebagai wajah Presiden yang menjadi simbol keberpihakan terhadap masa depan anak-anak Indonesia.
"Jadi, kalau Makan Bergizi Gratis ini bisa dibilang wajahnya Presiden. Ini program hasil terbaik cepat nomor satu," kata Hasan Nasbi saat menjadi pembicara dalam Diskusi MBG di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu.
Hasan menjelaskan perhatian besar pemerintah terhadap program ini terlihat dari langkah konkret, seperti kunjungan intensif Kantor Komunikasi Kepresidenan ke berbagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Pemerintah memastikan bahwa proses dari hulu ke hilir, mulai dari penyediaan bahan makanan hingga distribusi, berjalan sesuai standar yang ketat demi menjaga kualitas dan higienitas makanan.
Baca juga:
Baca juga:
“Karena Pak Presiden juga sempat menjanjikan 2025 akhir, 82,9 juta pelajar bisa segera mendapatkan manfaatnya," katanya.
Untuk mencapai target tersebut, Presiden telah menginstruksikan sinergi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah agar pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi dapat dipercepat.
Setiap SPPG mampu melayani hingga 3.000 penerima manfaat, sehingga percepatan pembangunannya menjadi kunci keberhasilan program.
Lebih dari itu, Hasan menekankan bahwa program ini juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Selain meningkatkan asupan gizi, anak-anak kini mulai belajar kebiasaan positif, seperti antre, mencuci tangan, dan makan sayur.
“Perubahan ini tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga membentuk karakter generasi masa depan kita,” katanya.
Melalui program ini, pemerintah berharap tidak hanya mencetak generasi yang sehat, tetapi juga menjadikan Indonesia lebih siap menghadapi era emasnya.
“Usia emas 100 tahun Indonesia harus diiringi dengan generasi emas,” katanya.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025