Pemerintah Akan Impor 120 Ribu Ton Daging Sapi dan Kerbau Jelang Ramadan 2025
Pemerintah menargetkan impor 120.000 ton daging sapi dan kerbau menjelang Ramadan 2025 untuk memastikan pasokan mencukupi dan mengantisipasi lonjakan permintaan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan bahwa pemerintah belum menyelesaikan penyusunan Neraca Komoditas pada tahun ini. Namun, ia optimistis pasokan dalam negeri akan mencapai 138.000 ton pada bulan ini.
Sudaryono mengungkapkan stok daging sapi dan kerbau pada akhir 2024 mencapai 18.000 ton. Pemerintah menargetkan impor 120.000 ton daging sapi dan kerbau dalam bentuk beku maupun dingin sebelum ramadan 2025.
"Stok daging sapi dan kerbau di dalam negeri saat ini kurang, maka kami putuskan impor segera dilakukan," ujar Sudaryono di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada Rabu (5/2).
Ia menjelaskan, impor daging sapi akan berasal dari Brasil dan Australia, sedangkan daging kerbau diimpor dari India. Mayoritas dari 120.000 ton izin impor tersebut akan diberikan kepada BUMN di bidang pangan.
Dia belum merincikan berapa volume impor daging sapi dan kerbau yang akan dilakukan oleh BUMN pangan. Namun Sudaryono menegaskan bahwa BUMN pangan harus berperan dominan dalam impor ini agar pemerintah dapat mengontrol prosesnya dengan lebih baik.
"Besok kami akan menghitung rincian impor daging sapi dan kerbau, termasuk kebutuhan dana untuk BUMN Pangan. Semua harus dilakukan cepat karena Lebaran 2025 tidak akan menunggu daging sapi dan kerbau tiba di dalam negeri," katanya.
Hingga saat ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) belum memberikan penugasan impor 100.000 ton daging kerbau kepada BUMN Pangan, yang biasanya dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama ramadan. Selain itu, pemerintah juga belum menerbitkan izin impor 180.000 ton daging sapi yang akan direalisasikan sepanjang tahun ini.
Kesiapan ID Food dalam Impor Daging
Salah satu BUMN yang akan mendapatkan penugasan impor adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (ID Food). Direktur Utama ID Food, Sis Apik Wijayanto, menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan beberapa sumber daging kerbau dan sapi untuk tahun ini.
"Kami berharap izin impor daging kerbau dan sapi sudah terbit pekan depan agar cepat sampai di dalam negeri," ujar Sis Apik.
Ia menjelaskan bahwa sumber impor daging sapi berasal dari Brasil dan Australia, sementara impor daging kerbau tetap dari India, seperti tahun sebelumnya.
Penyesuaian Jadwal Impor
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menyampaikan bahwa pemerintah masih fokus menyerap beras selama Panen Raya Februari-April 2025. Oleh karena itu, penugasan dan izin impor daging sengaja ditunda agar peternak lokal dapat menikmati masa panen.
"Kami tidak mempermasalahkan penundaan penugasan maupun izin impor daging agar harga daging dalam negeri naik lebih dulu. Tujuannya agar peternak di dalam negeri bisa menikmati masa panen," ujar Ketut kepada Katadata.co.id, Jumat (31/1).
Ketut menjelaskan bahwa impor daging kerbau akan memakan waktu sekitar satu bulan. Pemerintah telah menugaskan PT Rajawali Nusantara Indonesia untuk mengimpor 100.000 ton daging kerbau dari India.
"Artinya, kami masih bisa mengejar pengadaan daging kerbau menjelang ramadan 2025. Pekan depan proses penugasan impor daging kerbau kemungkinan akan dimulai," ujarnya.
Reporter: Andi M. Arief