Pemprov Jakarta Berniat Relokasi Korban Kebakaran Kemayoran ke Rusun
Sebanyak 543 rumah di kawasan padat penduduk di Kemayoran, hangus akibat kebakaran yang terjadi pada Selasa dini hari, 21 Januari lalu.
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan pemerintah telah menawarkan relokasi ke rumah susun (rusun) untuk warga yang menjadi korban di Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Kami tawarkan ke warga untuk relokasi ke rusun yang mungkin bisa disiapkan oleh Pemprov Jakarta,” kata Teguh saat ditemui di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, pada Kamis, 23 Januari 2025.
Namun, kata dia, hingga kini belum ada warga yang setuju dengan tawaran tersebut. Dia menyebut, warga lebih memilih untuk kembali ke lokasi semula. “Tapi itu tidak bisa dilakukan oleh pemerintah provinsi, karena itu kan bukan aset kami,” ujar Teguh.
Adapun tanah atas bangunan yang terbakar di kawasan Kebon Kosong, Kemayoran itu merupakan milik Pusat Pengelolaan Komplek (PPK) Kemayoran. Lembaga ini berada di bawah Sekretariat Negara (Setneg).
Meski relokasi belum dapat direalisasikan, Teguh memastikan Pemprov Jakarta akan memenuhi kebutuhan dasar para korban kebakaran. Dia mengatakan kebutuhan logistik seperti makanan, sembako, pakaian, dan layanan kesehatan telah disediakan di lokasi pengungsian.
Lebih lanjut, dia mengatakan, Pemprov Jakarta juga akan segera mendistribusikan kebutuhan pendidikan anak-anak korban kebakaran, seperti seragam sekolah, buku, tas, dan sepatu.
“Relatif dari sisi itu sudah terpenuhi, tenda sudah ada. Hanya tadi mungkin dari keperluan sekitar lima tenda, ada tujuh yang belum ada matrasnya,” kata dia.
Selain itu, penggantian dokumen penting seperti KTP dan kartu keluarga yang ludes terbakar sedang diproses oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta.
Sebelumnya, sebanyak 543 rumah di kawasan padat penduduk di Gang Laler, Kemayoran, Jakarta Pusat hangus terbakar akibat kebakaran yang terjadi pada Selasa dini hari, 21 Januari, 2025. Kebakaran yang berdampak terhadap 11 RT itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 00.30 WIB.
“Diduga akibat korsleting listrik di salah satu rumah warga,” kata Kepala Polres Jakarta Pusat Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis pada Selasa, 21 Januari 2025.
Akibatnya, sekitar 1.797 jiwa dari 607 keluarga harus mengungsi. Sebanyak 30 unit pemadam kebakaran diterjunkan untuk memadamkan api. Proses pemadaman api dilakukan sekitar pukul 00.45 WIB dan dilanjutkan proses lokalisasi api pada pukul 05.29. Sementara itu proses pendinginan dilakukan hingga pukul 06.00 WIB.
Kepolisian telah memeriksa Slamet Wahyudi, 58 tahun, selaku selaku saksi mata yang pertama kali mengetahui kebakaran itu. Berdasarkan keterangan Slamet, mulanya ia melihat asap muncul dari lantai dua rumah seorang warga sekitar pukul 00.30 WIB.
Slamet menyatakan warga telah berupaya memadamkan api, akan tetapi kobaran api cepat menjalar karena rumah itu didominasi kayu dan tripleks sebagai material yang mudah terbakar.
Belum ada laporan korban jiwa akibat peristiwa itu. Namun seorang warga bernama Febrian Yudi Saputra, berusia 27 tahun dilaporkan mengalami sesak napas akibat menghirup asap dan telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina Kemayoran.
Alfitria Nefi P. berkontribusi dalam artikel ini.