Pemprov Sulit Penuhi Permintaan KBB Soal Tambahan Kuota ke TPA Sarimukti, Ini Alasannya
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT-- Pemprov Jabar menyebutkan sulit untuk memenuhi permintaan penambahan jatah pembuangan sampah ke TPA Sarimukti yang diajukan Pemkab Barat. Sebab, kondisi TPA regional Bandung Raya itu sudah sangat...
![Pemprov Sulit Penuhi Permintaan KBB Soal Tambahan Kuota ke TPA Sarimukti, Ini Alasannya](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/sampah-menumpuk-di-upt-kebersihan-pada-dinas-lingkungan-hidup_250212120500-344.jpg)
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT-- Pemprov Jabar menyebutkan sulit untuk memenuhi penambahan jatah pembuangan sampah ke TPA Sarimukti yang diajukan Pemkab Barat. Sebab, kondisi TPA regional Bandung Raya itu sudah sangat overload.
"Mereka kan minta 30 rit per hari jadi sampai saat ini. Saya gak tahu pimpinan apakah ada arahan seperti apa tapi yang kami coba konsepkan jawabannya ya kita belum bisa memenuhi permintaan ini," ujar Kepala UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Regional pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Arief Perdana saat dihubungi, Rabu (12/2/2025).
Sehingga, kata dia, untuk sementara ini jatah pembuangan sampah dari Kabupaten Bandut Barat ke TPA Sarimukti tetap 17 rit atau sekitar 85 ton per hari. Sesuai kesepakatan bersama yang dibuat dengan kabupaten/kota di Bandung Raya pada Oktober 2024.
Sedangkan Kota Bandung mendapatkan 140 rit per hari, Kota Cimahi dan Bandung Barat 17 rit per hari dan Kabupaten Bandung 40 rit per hari. Hanya saja khusus untuk Kota Bandung dan Kota Cimahi diberikan jatah tambahan. Kota Bandung, kata Arief, diberikan kuota tambahan 5 rit per hari selama sebulan, sedangkan Kota Cimahi diberikan tambahan 3 rit per hari selama 10 hari.
"Ini sesuai arahan pimpinan, jadi kan Kota Bandung sudah bisa mengurangi sampai dibawah dibawah 140 rit, jadi mereka istilahnya punya tabungan, jadi diiberi tambahan kuota selama satu bulan saja untuk membersihkan," kata Arief.
"Kemudian Cimahi terkait dengan adanya agenda HPSN (Hari Peduli Sampah Nasional) di TPA Leuwigajah. Rencananya Pak Menteri ingin ada agenda di sana, untuk itu mereka diberi tambahan 3 ritase per hari tapi hanya 10 hari sampai tgl 18 Februari," kata dia.
Jadi, kata Arief, untuk sementara ini jatah pembuangan sampah dari ke TPA Sarimukti tetap sesuai kesepakatan awal yakni 17 rit per hari. Sehingga untuk penumpukan sampah yang terjadi di wilayah tersebut harus diselesaikan di wilayah masing-masing.
"Iya betul (sampah diselesaikan di wilayah) karena kesepakatan sudah ada. Jadi kami dari provinsi membantu dalam penyediaan TPA Sarimukti dan sesuai (aturan) harus daerah harus mengitensifkan upaya pengurangan sampahnya," kata dia.
Arief melanjutkan, pembatasan pembuangan sampah ini harus dilakukan karena kondisi TPA Sarimukti sudah overload. Jika tidak dibatasi, pihaknya khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti longsor atau kebakaran seperti yang terjadi sebelumnya.
"Jadi memang kita batasi karena kondisi TPA Sarimukti sudah sangat overload. Kalau tidak dibatasi saya khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Memang konsukensinyan (penumpukan sampah), tapi kabupaten kota harus ada pengurangan sampah, kita berupaya bantu kabupaten kota tapi harus mengintensifkan pengurangan sampah di sumbernya," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup KBB Syahria berharap Bandung Barat minimalnya mendapatkan jatah 30 rit atau 140-150 ton pembuangan sampah di TPA Sarimukti. Saat ini jatah pembuangan sampah dari Bandung Barat masih 17 rit, atau sama dengan jatah dari Kota Cimahi.
Dengan 30 rit itu, terang dia, setidaknya 20 persen sampah dari total produksi yang mencapai 760 ton per hari itu bisa dibuang ke TPA Sarimukti. Sehingga penumpukan-penumpukaan di TPS bisa terselesaikan.
"Kalau produksi sampah sehari 760 ton dari se-KBB. Sekarang kan dikasih 17 ritasi atau hanya 85 ton. Makannya kami meminta saya meminta 30 rit biar minimal 20 persen dari total timbulan sampah di KBB bisa terselesaikan lewat jalur TPA. Sebagian (dikelola di wilayah) dengan bank sampah, maggot, dan sebagainya," kata Syahria.