PHRI Jatim Akan Temui Presiden Prabowo, Sampaikan Dampak Pemangkasan Anggaran terhadap Bisnis Hotel

PHRI Jatim Akan Temui Presiden Prabowo, Sampaikan Dampak Pemangkasan Anggaran terhadap Bisnis Hotel. ????PHRI Jawa Timur akan menghadap Presiden Prabowo Subianto untuk menyampaikan dampak pemangkasan anggaran terhadap bisnis hotel yang terancam PHK massal. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

PHRI Jatim Akan Temui Presiden Prabowo, Sampaikan Dampak Pemangkasan Anggaran terhadap Bisnis Hotel

Surabaya (beritajatim.com) – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur berencana menghadap Presiden Prabowo Subianto untuk menyampaikan permasalahan bisnis hotel yang terancam melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai secara massal akibat kebijakan pemangkasan anggaran pemerintah. Rencana pertemuan ini dijadwalkan pada Rabu (12/2/2025).

Ketua PHRI Jawa Timur, Dwi Cahyono, mengungkapkan bahwa banyak hotel mengalami kerugian signifikan akibat efek domino dari kebijakan pemangkasan anggaran tersebut.

“Keluhannya banyak. Makanya kita kasih masukan ini di Forum Munas (musyawarah nasional) PHRI, harus segera ketua ini menghadap presiden dan menyerahkan rekomendasi-rekomendasi yang hari ini masih kita susun,” kata Dwi.

Dwi menjelaskan bahwa efek domino ini terutama dirasakan pada penurunan tingkat hunian hotel, khususnya di sektor Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Banyak kolega pemerintah yang membatalkan pesanan akibat pemangkasan anggaran, sehingga berdampak besar pada industri perhotelan.

“Yang ditakutkan adalah ketika okupansi turun ini kita kena biaya-biaya tinggi. Dan dampak yang paling maksimal nantinya ada PHK. Terus kalau PHK itu nanti, ada hubungan kita dengan supplier, dengan UMKM, hubungan kita dengan segala pihak juga akan terpengaruh semuanya,” jelasnya.

Sejauh ini, penurunan okupansi hotel di Jawa Timur mencapai 30 persen dan berpotensi terus bertambah. Dwi berharap ada kebijakan yang lebih bijaksana dari pemerintah dalam mengelola anggaran agar sektor pariwisata dan bisnis perhotelan tidak semakin terpuruk.

“Ya harapannya pemerintah itu bijak ya. Jadi kita harus sama-sama berdialog dengan pihak pemerintah, dengan me-manage anggaran sekian tersebut. Dan kalau tidak, ini sektor pariwisata akan jatuh bersama-sama,” tandasnya. [ram/beq]