Pengguna Aktif Platform S.id Tembus 1,5 Juta, Ada 636 Ribu User dari 191 Negara Selain Indonesia
Sebanyak 33 persen pemakaian S.id untuk sektor pendidikan, diikuti 21 persen untuk personal branding.
TEMPO.CO, Jakarta - Layanan penyingkat tautan dan penyedia microsite, , sudah dipakai 1,5 juta pengguna aktif hingga pertengahan Januari 2025. lokal Indonesia ini telah menghasilkan 15,3 juta tautan pendek. Produk milik aplikasi buatan PT Aidi Digital Global (ADG) ini juga sudah dikunjungi hingga 1,43 miliar kali.
Direktur ADG Atmaji Sapto Anggoro mengatakan 80 persen dari jumlah pengguna aktif itu berasal dari Indonesia. Sisa 20 persen atau setara 636 ribu pengguna lain berasal dari 191 negara. “Lima besar pengguna utama S.id setelah Indonesia berasal dari Vietnam, India, Amerika Serikat, Hongkong, dan Bangladesh,” katanya melalui keterangan tertulis pada Kamis, 23 Januari 2025.
Sebanyak 14,5 juta atau setara 95,3 persen dari total 15,3 juta tautan buatan S.id merupakan tautan pendek atau shortener. Sedangkan 4,6 persen atau 706 ribu tautan lain berupa microsite.
Menurut Sapto, sebanyak 33 persen penggunaan S.id dominan untuk sektor pendidikan. Dari catatan perusahaan, ada 21 persen porsi penggunaan untuk personal branding, lalu 6 persen untuk keperluan acara atau event, lalu 5 persen untuk urusan toko daring. Sisanya masing-masing 3 persen untuk portofolio dan laman komunitas.
“Kami bangga karena dalam dua tahun setengah, apresiasi pengguna shortener link dan biolink (microsite) terhadap platform S.id semakin masif,” tuturnya.
Perlu diketahui, S.id yang didirikan pada 2022 menawarkan aplikasi pemendek tautan atau unicode resource locator (URL) serta mikrositus. Para Esaider—sebutan Sapto untuk para pengguna S.id— bisa memakai layanan itu untuk berkreasi di ruang digital.
Layanan pemendek tautan sangat penting untuk perusahaan yang sedang mengiklankan produk, terutama agar mudah diingat pengguna. Sebagai contoh, pengguna hanya perlu mengetik S.id/Merek-X untuk mencari produk tertentu, tanpa perlu menuliskan URL yang panjang. Produk microsite juga dianggap mendukung para guru dan dosen untuk menampilkan materi pelajaran secara manual. Produk S.id sudah familiar di kalangan penyelenggara acara, salah satunya wedding organizer (WO).
Sapto memastikan manajemen tak akan berpuas diri. “Sehingga kami bisa meningkatkan keandalan S.id agar semakin bermakna bagi peradaban digital nasional dan global,” kata dia.
Pengembang S.id masih akan mengembangkan aplikasi-aplikasi baru. Selain S.id, ADG juga menggarap Klip.id dan 321. Klip merupakan aplikasi kampanye digital yang cocok dipakai untuk kegiatan komunitas, sedangkan 321 sering dipakai sebagai alat survei daring.
Merujuk catatan ADG, penggunatautan pendek S.id tumbuh 60 persen dari 965 ribu pada 2023 menjadi 1,5 juta pada akhir 2024. Dengan perbandingan periode yang sama, pengguna microsite S.id melonjak tiga kali lipat dari 201 ribu menjadi 700 ribu. Saat ini S.id menerima rata-rata 37 juta kunjungan per hari.
“Tentu menarik bagi para pihak yang ingin mempromosikan produk-produknya,” kata Sapto.