Perdagangan produk pertanian China-ASEAN kian berkembang

Kopi dan rempah-rempah dari Indonesia, buah durian dan nangka dari Vietnam. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin ...

Perdagangan produk pertanian China-ASEAN kian berkembang

Nanning (ANTARA) - Kopi dan rempah-rempah dari Indonesia, buah durian dan nangka dari Vietnam. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak produk pertanian khas dari negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang memasuki pasar China.

Produk-produk tersebut kian populer di kalangan konsumen China. Pada saat yang sama, produk pertanian dari China, seperti jeruk Wokan dan kentang, tersedia dan dapat dinikmati oleh masyarakat di negara-negara ASEAN, sehingga berkontribusi pada peningkatan kerja sama perdagangan serta bermanfaat bagi rakyat China dan ASEAN."Sebagai kota di kawasan Indonesia timur, Mataram mengekspor buah-buahan ke berbagai negara di dunia. Inti dari keberhasilan ekspor terletak pada pemeliharaan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas," tutur Supiandi, perwakilan dari Kantor Wali Kota Mataram.

Supiandi menyampaikan harapannya untuk bisa menjalin hubungan kerja sama guna memasukkan produk-produk pertanian berkualitas tinggi, seperti buah manggis, rambutan, mangga, nanas, dan pisang, ke pasar China, agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh bea cukai China.Belum lama ini, Kota Pingxiang di Guangxi menyelenggarakan pameran dan pertemuan negosiasi bertajuk "Perdagangan Buah Bilateral".

Acara tersebut menarik banyak pengusaha Vietnam untuk membahas kerja sama. "Kami terutama mempromosikan buah durian dan nangka dari Vietnam.

Ke depannya, kami berencana untuk makin meningkatkan kualitas produk pertanian Vietnam serta menjalin kerja sama jangka panjang dengan pedagang China," kata Pham Minh Quan, seorang pengusaha asal Vietnam.Memanfaatkan pusat perdagangan buah China-ASEAN (Chongzuo), Kota Pingxiang saat ini telah menerapkan model "pelabuhan + pasar". Dengan membangun platform perdagangan daring, pusat perdagangan itu memperlancar perdagangan buah antara China dan ASEAN."Kami telah menandatangani perjanjian untuk membangun platform perdagangan buah lintas perbatasan, dengan harapan dapat mengirimkan buah goji Ningxia ke pemasok dan agen di Vietnam, sehingga produk tersebut dapat mengakses pasar Asia Tenggara secara lebih baik lagi," kata Gao Wei, pimpinan Ningxia Jiangnanhao Goji Industry Group Co., Ltd.Baru-baru ini, kereta kargo yang mengangkut barang dari China, seperti selai buah dan kue kastanye, menyeberangi perbatasan dari Guangxi ke Vietnam.

"Menerjemahkan nama barang-barang ini membuat saya merasakan nuansa kegembiraan yang kuat," kata Xie Liping, seorang penerjemah. Lalu lintas kargo yang sibuk menjadi bukti nyata dari "perdagangan bilateral" antara China dan Vietnam.Menjelang akhir tahun, Risheng Import and Export Trading Co., Ltd. menerima banyak pesanan barang-barang Tahun Baru yang mendesak dari klien mereka di Vietnam, yang membuat manajer bisnis perusahaan tersebut, Ruan Zhigang, sangat sibuk.

"Vietnam juga mulai bersiap-siap menyambut Tahun Baru, dengan tingginya permintaan berbagai jenis makanan. Saat ini, bahan baku teh susu China menjadi produk yang paling populer," kata Ruan.Perusahaan tersebut telah mengirimkan makanan ke negara-negara ASEAN dengan layanan kereta kargo China-Vietnam sejak 2018. Kini, efisiensi pengiriman meningkat signifikan, yang memungkinkan pengiriman sampai di hari yang sama dan jaminan yang lebih baik untuk pengiriman makanan.

ANTARA/Xinhua

Dalam beberapa tahun terakhir, Guangxi secara aktif meningkatkan ekspor timbal balik dengan negara-negara ASEAN terkait produk-produk pertanian yang khas dan kompetitif, seperti buah-buahan, sayuran, bahan obat-obatan China, serta produk akuatik.Produk pertanian yang diekspor dari Guangxi, termasuk bawang putih, bawang merah, jeruk, melon, dan kentang, sangat digemari di negara-negara ASEAN. Durian segar, lobster, pati singkong, dan kepiting yang diimpor dari ASEAN juga populer di kalangan konsumen di Guangxi


Seorang pejabat terkait dari Departemen Pertanian dan Urusan Pedesaan Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, mengungkapkan bahwa Guangxi sedang mendorong perusahaan-perusahaan di bidang pertanian untuk berekspansi ke pasar internasional ASEAN.

Guangxi juga sedang mengembangkan platform-platform untuk kerja sama terbuka dalam berbagai cara.Sejak perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) mulai diberlakukan, Guangxi secara efektif memanfaatkan berbagai kebijakan preferensial guna membantu perusahaan-perusahaan bidang pertanian mengakses pasar RCEP, memfasilitasi akselerasi pengembangan ekspor pertanian Guangxi ke negara-negara ASEAN.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025