PHE ONWJ bangun rumah produksi perajin terasi perkuat daya saing UMKM
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) membangun rumah produksi bagi perajin terasi di Kabupaten ...
Selain rumah produksi, sebanyak 43 kelompok UMKM perajin terasi di Rawagempol mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas dari PHE ONWJ yang bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad),
Jakarta (ANTARA) - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) membangun rumah produksi bagi perajin terasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat dalam mendorong kemandirian ekonomi dan memperkuat daya saing UMKM.
Head of Communication Relations & CID PHE ONWJ R. Ery Ridwan dalam keterangan diterima di Jakarta, Selasa mengatakan, inisiatif yang dilaksanakan di Desa Rawagempol, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, itu juga menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi dunia usaha dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat berbasis lokal.
"Selain rumah produksi, sebanyak 43 kelompok UMKM perajin terasi di Rawagempol mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas dari PHE ONWJ yang bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad)," katanya.
Rumah produksi terasi UMKM binaan PHE ONWJ berisi freezer berkapasitas 300 liter, mesin penggiling rebon, vacuum sealer, timbangan digital kecil dan besar, cetakan terasi, dan meja.
Sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi lokal, PHE ONWJ menyebut pelatihan itu tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis dalam proses produksi terasi, tetapi juga membantu para perajin dalam memahami strategi pemasaran, pengelolaan keuangan, dan pengembangan produk melalui pengemasan yang inovatif dan menarik.
Para peserta juga diajarkan cara memanfaatkan teknologi serta inovasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka sehingga proses produksi pembuatan terasi lebih cepat dan lebih higienis.
PHE ONWJ mengharapkan melalui pemanfaatan teknologi serta inovasi dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka sehingga dapat bersaing dengan produk sejenis.
Ery menambahkan melalui program itu, PHE ONWJ ingin membantu para perajin seperti Wartinah, untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
"Tidak hanya memberikan pelatihan dan fasilitas, tetapi juga menciptakan peluang agar mereka bisa lebih mandiri secara ekonomi dan berdaya saing. Harapan kami, upaya kecil ini bisa memberikan dampak besar bagi masyarakat Desa Rawagempol dan sekitarnya," kata Ery.
Wartinah adalah salah satu penerima manfaat tersebut. Umur Wartinah nyaris berkepala enam, di mana beragam penyakit mendekap seperti Kolesterol, gangguan tidur, rematik, dan asam urat.
Ibu dua anak itu sudah tidak bisa berlama-lama mengayuh sepeda, dari siang sampai menjelang matahari tenggelam, mengedarkan terasi buatannya sendiri dari kampung ke kampung.
Padahal, aktivitas itu sudah lebih dari dua dekade dia lakukan, tepatnya setelah dia pulang ke tanah air dari Timur Tengah sebagai buruh migran. Di Desa Rawagempol,Wartinah adalah master pembuat terasi, layaknya perempuan seangkatan dirinya di kampung itu.
"Sekarang, badan saya mudah capek, tetapi mau bagaimana lagi, saya tidak punya banyak pilihan. Saya tidak punya waktu menyalahkan nasib. Waktu yang saya punya lebih baik dipakai untuk membuat terasi," katanya.
Dalam sehari, dari 10 kilogram bahan baku terasi, Wartinah biasa memproduksi rata-rata 100 keping terasi ukuran sedang, dan 20 ukuran besar. Satu keping terasi ukuran sedang dijual Rp2.500, dan keping besar Rp10.000.
Sejak suaminya sakit, Wartinah menjadi tulang punggung keluarga. Anak pertamanya sudah menikah, namun belum dapat pekerjaan. Sehari-hari si sulung kerja serabutan. Sementara si bungsu bertahan hidup dengan ikut temannya, menjadi asisten videografer dan fotografer pernikahan.
Setelah mendapatkan pelatihan dan aktif di rumah produksi, Wartinah kini dapat melipatgandakan produksinya sampai dua kali lipat. Hal ini berdampak pada peningkatan pendapatan.
"Dulu saya tidak bisa menabung, keuntungan selalu habis untuk biaya hidup dan berobat suami. Sekarang, sedikit-sedikit saya bisa menabung dan membayar utang," ujar Wartinah.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025