Pj. Gubernur DKI resmikan Masjid As-Sahara di Kantor Wali Kota Jakbar
Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi meresmikan penggunaan kembali Masjid As-Sahara di lingkungan ...
pembangunan renovasi Masjid As-Sahara tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Jakarta (ANTARA) - Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi meresmikan penggunaan kembali Masjid As-Sahara di lingkungan Kantor Wali Kota Jakarta Barat pada Senin.
"Semoga masjid ini dapat dipergunakan kembali untuk sarana ibadah, serta aktivitas kegiatan keagamaan. Kita bersyukur masjid ini terlihat megah, sehingga seluruh warga Kantor Wali Kota Jakarta Barat bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya," ujar Teguh dalam sambutannya.
Baca juga:
Teguh menambahkan kehadiran Masjid As-Sahara merupakan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyediakan sarana ibadah yang layak bagi para pegawai dan pengunjung lingkungan Kantor Wali Kota Jakarta Barat.
Teguh berharap peningkatan fasilitas masjid dapat memberikan kenyamanan dalam beribadah, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
"Insyaallah ini akan meningkatkan kinerja kita khususnya di lingkungan Pemerintah Kota Jakarta Barat. Saya berharap, Masjid As-Sahara dapat dimanfaatkan sebagai pusat aktivitas kegiatan sosial pendidikan Islam, seperti majelis taklim, lembaga zakat, serta aktivitas lainnya yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat," kata Teguh.
Baca juga:
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menjelaskan desain renovasi Masjid As-Sahara bernuansa Masjid Nabawi di Madinah. Hal tersebut terlihat dari enam payung yang tersebar di dua area, barat dan timur masjid.
"Masjid ini memiliki dua menara setinggi 42 meter di area barat dan timur, memiliki dua kubah baru yaitu kubah besar dan kubah kecil, serta penambahan ornamen interior untuk mempercantik suasana masjid. Selain itu, terdapat fasilitas ramah disabilitas dan area taman di sekitar masjid," jelas Uus.
Uus melanjutkan pembangunan renovasi Masjid As-Sahara tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Baca juga:
Uus mengungkapkan sumber dana pembangunan renovasi masjid berasal dari donasi para ASN dan masyarakat, melalui infak dan sedekah yang terkumpul sebesar Rp16,2 miliar, serta dana CSR dari berbagai stakeholder sebanyak Rp1,1 miliar.
"Ini perlu diapresiasi, bahwa pembangunan masjid tidak memerlukan dana APBD. Lalu, penataan renovasi telah dimulai sejak awal 2024, sehingga hari ini bisa dipergunakan kembali. Tadi juga ada bantuan dari Baznas (Bazis) DKI Jakarta untuk pengumpulan infak dan sedekah," jelas Uus.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025