RI Mulai Setop Impor Beras hingga Gula, Prabowo: Sebelum Tahun Kedua, Kita Sudah Swasembada Pangan

Indonesia masih mengandalkan impor gula dan garam untuk industri, susu untuk bahan baku industri.

RI Mulai Setop Impor Beras hingga Gula, Prabowo: Sebelum Tahun Kedua, Kita Sudah Swasembada Pangan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden memerintahkan jajarannya agar tak lagi mengimpor , garam, hingga gula konsumen pada tahun 2025. 

Perintah itu bukan tanpa alasan, karena Prabowo yakin tahun ini Indonesia akan mencapai swasembada .
 
"Kalau swasembada , saya juga gembira. Target yang saya berikan 4 tahun, tapi saya percaya akan tercapai jauh sebelum tahun keempat," kata Prabowo saat meresmikan puluhan proyek strategis bidang ketenagalistrikan di Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025). 

"Saya dapat laporan dari menteri-menteri bidang bahwa sebelum tahun kedua kita sudah swasembada . Kita tidak akan lagi. Energi saya kira dengan kemampuan kita menuju swasembada energi dalam waktu tidak lama," tambah Prabowo.

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengatakan, perintah untuk tidak melakukan impor pangan itu adalah target dari pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Baca juga:

"Ini target namanya perintah (dari Prabowo) nih, kita tidak boleh di tahun ini 2025. Tidak , tidak jagung, tidak gula konsumsi, dan tidak garam konsumsi," kata Sudaryono usai bertemu Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Senin (20/1).

Menurut Sudaryono, perintah itu menuntut berbagai langkah konkret dari pemerintah, termasuk penyesuaian anggaran dan fokus pada swasembada . Dia menegaskan prioritas awal pemerintah adalah memastikan kebutuhan pokok seperti , jagung, garam, dan gula dapat dipenuhi secara mandiri sebelum merambah ke komoditas lain seperti susu dan daging. 

"Termasuk apakah susu dan daging yang saat ini kita memang lebih banyak daripada yang kita produksi. Itu juga menjadi bagian dari roadmap kita untuk swasembada," ujar Sudaryono.

Sudaryono juga menyoroti pentingnya pembukaan lahan baru melalui program food estate yang akan menjadi solusi jangka panjang menghadapi kebutuhan . 

"Mau enggak mau kita harus, memang harus ada pembukaan lahan baru di daerah-daerah yang kita lebih banyak Pak Menteri, itu di daerah rawa," ucapnya.

Menurutnya, daerah rawa memiliki potensi besar karena tidak memerlukan sistem irigasi yang rumit. Berbeda dengan lahan pertanian di kawasan pegunungan. 

"Karena kalau rawa itu enggak perlu mikir air, sudah ada airnya. Kalau di gunung-gunung, di mana-mana kan kadang susah harus bikin irigasi dan seterusnya," tutur Sudaryono.

Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan mengklaim tak akan ada , jagung, gula, hingga garam di tahun 2025. 

Hal ini sudah disetujui Presiden dalam rapat terbatas terkait , di Istana Negara, Senin (30/12/2024).

"Alhamdulillah dalam ratas yang pertama kita sudah memutuskan, yang pertama dulu tidak , ya pak Mentan ya? Tahun depan, tidak , jagung, tambah gula untuk konsumsi, tambah garam," kata Zulhas.