Rilis Wi-Fi 7, Kecepatan Internet Indonesia Segera Capai Target 100 Mbps?
Komdigi meluncurkan teknologi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 dengan kecepatan internet hingga 46 Gbps. Apakah rata-rata kecepatan internet di Indonesia akan segera mencapai target 100 Mbps?
![Rilis Wi-Fi 7, Kecepatan Internet Indonesia Segera Capai Target 100 Mbps?](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2021/12/13/Internet_6G-2021_12_13-13_27_36_09ea4a9460c4c2d7a9dbaa51541f89f2_960x640_thumb.jpg)
atau Kementerian Komunikasi dan Digital meluncurkan teknologi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 dengan hingga 46 Gbps atau Gigabit per second. Apakah rata-rata kecepatan internet di Indonesia akan segera mencapai target 100 Mbps atau Megabit per second?
Kominfo, nama Komdigi sebelumnya, menargetkan kecepatan internet rata-rata fixed broadband 100 Mbps. Internet fixed broadband merupakan jenis koneksi internet yang mengandalkan jaringan fiber optik. Perangkat yang terhubung ke fixed broadband biasanya melalui kabel LAN atau WiFi.
Salah satu keunggulan fixed broadband yakni kualitas jaringan internet cenderung stabil. Namun kelemahannya yakni tidak fleksibilitasnya, karena tak bisa dipindahkan secara sembarangan.
Operator seluler yang menyediakan layanan fixed broadband seperti Biznet, Indihome, XL, First Media, dan My Republic.
Kecepatan internet di Indonesia menurut data Ookla per Desember 2024 sebagai berikut:
Mobile broadband atau internet yang langsung terhubung ke perangkat:
- Unduh: 28,8 Mbps
- Unggah: 13,48 Mbps
- Latensi atau keterlambatan pengiriman data: 24 ms atau mili detik
Fixed broadband:
- Unduh: 32,07 Mbps
- Unggah: 20,24 Mbps
- Latensi: 8 ms
Untuk mencapai target 100 Mbps, Komdigi melelang spektrum frekuensi 1,4 GHz tahun ini. “Kami telah melakukan konsultasi publik,” kata Pelaksana tugas atau Plt Direktur Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital Adis Alifiawan usai acara Selular Business Forum di Jakarta, Senin (10/2).
Komdigi menargetkan layanan internet berbasis spektrum dipasarkan dengan harga terjangkau antara Rp 100 ribu – Rp 150 ribu per bulan.
Adis menjelaskan pemanfaatan frekuensi merupakan salah satu solusi meningkatkan penetrasi internet di Indonesia, di tengah tantangan pembangunan jaringan fiber optik.
Penetrasi jaringan fiber di desa-desa yang memiliki Optical Distribution Point alias titik distribusi masih di bawah 50%, sementara 99% layanan Fixed Broadband di Indonesia bergantung pada teknologi Fiber to the Home alias FTTH.
Berdasarkan data Komdigi 2024, tingkat penetrasi fixed broadband baru 21,31% dari total 69 juta rumah tangga. Oleh karena itu, Komdigi memprioritaskan lelang pita frekuensi 1,4 GHz, meski sebelumnya berencana melelang spektrum 700 MHz dan 26 GHz.
Lelang frekuensi 1,4 GHz rencananya digelar pada akhir Februari, dengan lebar pita 80 MHz yang dialokasikan khusus untuk mendukung layanan internet rumah, pendidikan, dan kesehatan.
Komdigi telah melakukan konsultasi publik untuk dua regulasi utama, yaitu:
- Peraturan Menteri Komdigi Nomor 2 Tahun 2025 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2 Tahun 2024 mengenai penggunaan spektrum frekuensi radio berdasarkan izin kelas.
- Keputusan Menteri Komdigi Nomor 12 Tahun 2025 tentang spektrum frekuensi radio berdasarkan izin kelas dan standar teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk jaringan area lokal radio (Radio Local Area Network).
“Setelah regulasi ditetapkan, kami akan mempersiapkan seleksi, termasuk penyusunan dokumen dan tahapan lainnya sesuai regulasi dalam Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2024,” ujarnya.
Komdigi juga meluncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 yang beroperasi di pita frekuensi 6 GHz, spektrum radio antara 5.925 GHz hingga 7.125 GHz. Spektrum ini menawarkan kecepatan internet hingga 46 Gbps dengan latensi rendah.
Jika dikonversi ke Gigabyte per second atau GBps, maka 46 Gbps sama dengan 5,75 GBps atau 345 GB per menit. Gbps mengacu pada kecepatan koneksi jaringan, sedangkan GBps untuk mengukur kecepatan transfer data.
Dengan asumsi film HD atau high definition 1080 piksel setara 4GB, maka pengguna bisa mengunduh 86 film per menit menggunakan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7.
Peluncuran Wi-Fi 6E dan Wi-Fi merupakan kolaborasi bersama Indonesia Technology Alliance, organisasi nirlaba yang menaungi berbagai perusahaan dan individu di bidang teknologi.
“Dengan pembukaan spektrum 6 GHz ini, Indonesia menjadi salah satu pionir di Asia Pasifik dalam mengadopsi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7. Ini akan membawa peningkatan signifikan dalam kecepatan dan keandalan koneksi internet di seluruh negeri," ujar Menteri Komdigi Meutya Hafid dalam acara peluncuran di Hotel Langham Jakarta, Jumat (7/2), dikutip dari siaran pers.