Saling Tuduh Melanggar Gencatan Senjata, Hamas Ancam Hentikan Pembebasan Sandera Israel

Hamas mengancam akan menghentikan pembebasan sandera Israel bila negara Zionis itu masih terus melanggar gencatan senjata yang tengah terjadi.

Saling Tuduh Melanggar Gencatan Senjata, Hamas Ancam Hentikan Pembebasan Sandera Israel

TRIBUNNEWS.COM - mengumumkan pihaknya akan menghentikan pembebasan sandera bila negara itu masih melanggar kesepakatan , Senin (10/2/2025).

Pengumuman ini muncul di tengah meningkatnya keraguan atas yang sudah rapuh.

Perlu diketahui, dijadwalkan akan membebaskan sejumlah sandera pada Sabtu (15/2/2025) mendatang.

Juru bicara sayap militer , Abu Ubaida, mengatakan pelanggaran termasuk menunda warga untuk kembali ke Gaza utara.

Selain itu, kata Abu Ubaida, juga telah menembak warga di Gaza utara serta menghentikan bantuan memasuki jalur tersebut.

Dikutip dari Al Arabiya, sebagian besar telah berlaku sejak dimulai pada 19 Januari, meskipun ada beberapa insiden di mana warga terbunuh oleh pasukan .

Jumlah bantuan kemanusiaan ke Gaza telah meningkat sejak , kata badan-badan bantuan.

Namun Ubaida mengatakan pembebasan sandera berikutnya yang dijadwalkan pada hari Sabtu akan ditunda sampai mematuhi perjanjian dan "memberikan kompensasi atas minggu-minggu terakhir."

Sementara itu, Menteri Pertahanan , Katz mengatakan tindakan telah melanggar .

Ia menginstruksikan militer untuk berada pada tingkat kesiapan tertinggi di Gaza dan untuk pertahanan dalam negeri.

Seorang pejabat Israel mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan kabinet keamanan yang mencakup menteri pertahanan, keamanan nasional, dan luar negeri pada Selasa pagi.

Baca juga:

Dua sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters pada hari Senin bahwa para mediator khawatir akan gagalnya perjanjian .

Qatar dan Mesir menjadi penengah kesepakatan tersebut bersama Amerika Serikat.

Sejauh ini, 16 dari 33 sandera yang akan dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan selama 42 hari telah pulang, demikian pula lima sandera Thailand yang dikembalikan dalam pembebasan yang tidak dijadwalkan.