Setelah Naik Beruntun dan Masuk FCA, Saham RATU Diramal Bakal Anjlok

Financial Advisor Sucor Sekuritas, Danika Augusta Sari, mengatakan setelah sebelumnya terjadi ARA beruntun, saham RATU akan terkoreksi dulu.

Setelah Naik Beruntun dan Masuk FCA, Saham RATU Diramal Bakal Anjlok

PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) diproyeksikan bakal anjlok setelah delapan hari berturut-turut menembus harga tertinggi atau auto reject atas (ARA) sejak mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia () pada 8 Januari 2025. Saham emiten yang terafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro itu tercatat telah dua kali dihentikan perdagangan sahamnya atau suspensi oleh BEI karena dalam sepekan melesat hingga 141,90%. 

Saat ini, saham RATU masuk dalam pemantauan khusus bursa dan diperdagangkan secara full call auction (FCA).  Dengan sistem FCA ini, investor saham RATU tidak bisa melihat bid (permintaan) dan offer (penawaran). Bursa hanya menyediakan fitur indicative equilibrium volume (IEV). 

Menurut Financial Advisor Sucor Sekuritas, Danika Augusta Sari, mengatakan setelah sebelumnya terjadi ARA beruntun, saham RATU terlihat mulai kehilangan tenaga dan arah.

“Jadi, kalau dari saya secara teknikal, sepertinya RATU akan koreksi dulu,” kata Danika ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/1). 

Danika juga menilai pergerakan harga saham RATU sama seperti emiten lainnya yang juga sempat melonjak, yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), yang akhirnya terkoreksi. Danika menilai RATU sudah sedikit overvalued atau terlalu mahal jika dibandingkan dengan saham-saham sektor energi, khususnya sektor minyak dan gas (migas).

Ia mengatakan melesatnya saham RATU didorong oleh euforia. Jadi, wajar setelah euforia tersebut berakhir, koreksi yang terjadi mungkin akan cukup dalam.

Kehilangan Momentum

Ia memprediksi RATU sudah mulai kehilangan momentum. Dalam waktu dekat, ia memperkirakan apabila terjadi koreksi, saham RATU bakal terperosok ke level Rp 4.800-an. Koreksi yang terjadi saat ini kemungkinan hanya koreksi teknikal dan harga saham RATU diperkirakan masih berpotensi naik. 

Menurutnya, penurunan harga minyak yang tengah berlangsung bisa memengaruhi pergerakan pasar. Namun jika ada sentimen lain yang tak terduga, hal tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga RATU lebih lanjut dan kemungkinan juga bisa terkoreksi.

“Yang terdalam, (penurunan harga saham RATU)  itu mungkin bisa sampai level Rp 4.400-4.000,” ujarnnya. 

Di sisi lain, saham yang baru mencatatkan sahamnya melalui initial public offering (IPO) pada 8 Januari itu langsung masuk papan pemantauan khusus atau full call auction (FCA) usai BEI mencabut suspensi.

Pada perdagangan saham pagi ini, Kamis (23/1) pukul 10.03, RATU melesat 9,70% ke level Rp 6.500 per lembar saham dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 17,65 triliun. 

Sebelumnya, BEI melakukan suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham RATU. Sebelum disuspensi, berdasarkan data perdagangan BEI pada Rabu (15/1), saham RATU melesat 24,78% ke level Rp 4.330 per lembar. Kapitalisasi pasar mencapai Rp 11,76 triliun. 

Dalam sepekan, harga saham emiten anak usaha PT Rukun Raharja Tbk atau RAJA itu menguat 141,90%.  Kemudian, BEI menghentikan sementara (suspend) saham RATU, pada Jumat (17/1), karena harganya melonjak lagi hingga menembus harga tertinggi mencapai Rp 5.400 atau naik 24,71%. Nilai kapitalisasi pasarnya juga melonjak hingga Rp 14,66 triliun.