Sumsel Catat 309 Kasus DBD pada Januari 2025, Paling Banyak dari 3 Wilayah Ini

Curah hujan tinggi berisiko menambah breeding place (area kembang biak) nyamuk. Ketika cuaca kering, nyamuk lebih aktif menggigit.

Sumsel Catat 309 Kasus DBD pada Januari 2025, Paling Banyak dari 3 Wilayah Ini

TEMPO.CO, Palembang - Dinas Kesehatan Sumatera Selatan () mencatat peningkatan kasus demam berdarah dengue tertinggi () dari tiga kabupaten dan kota sepanjang Januari 2025. Ketiga area ini meyumbang 135 dari jumlah total 309 kasus DBD pada bulan lalu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel Ira Primadesa mengatakan tiga daerah ini adalah Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Banyuasi. Ada 50 penderita DBD di Palembang, lalu 45 di Banyuasin, dan 40 di Muba.

“Kasus di area Sumsel lain jumlahnya di bawah tiga daerah tersebut," kata Ira pada Sabtu, 8 Febuari 2025.

Pada 2024, menurut Ira, tiga daerah ini juga menyumbang kasus DBD terbanyak, yaitu 2.409 dari 6.263 kasus di Sumsel. Saat itu ada 1.268 pasien DBD di Palembang, 634 di Banyuasin, serta 507 di Muba.

Selain tiga daerah tersebut, ada kota dan kabupaten lain yang juga menyumbang banyak kasus DBD di Sumsel pada bulan lalu. Beberapa daerah yang dimaksud, antara lain Muara Enim (33 kasus), lalu Lahat (22), Prabunulih (21 kasus), Ogan Komering Ulu Selatan (19 kasus), serta Ogan Ilir (16 kasus).

Lonjakan kasus DBD ditengarai akibat perkembangbiakan nyamuk belakangan ini. Ketika cuaca berubah secara signifikan, penularan DBD bisa berlangsung sepanjang tahun. Curah hujan tinggi, kata IRA, berisiko menambah breeding place (area kembang biak) nyamuk.

“Saat curah hujan rendah, ada risiko nyamuk lebih sering menggigit,” tutur dia.

Merujuk catatan Dinas Kesehatan Sumsel sepanjang Januari 2025, ada 4 orang meninggal akibat DBD. Dinas juga menemukan 2 kasus DBD mematikan di Kabupaten Banyuasin. Ada juga masing-masing satu catatan serupa di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir.