Tak Lagi Awasi Aset Kripto, Bappebti Berfokus pada Perdagangan Berbasis Komoditi

Bappebti mencatat total nilai transaksi perdagangan berjangka komoditi di tahun 2024 naik signifikan sebesar Rp 33.214,89 triliun

Tak Lagi Awasi Aset Kripto, Bappebti Berfokus pada Perdagangan Berbasis Komoditi

TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah tidak lagi mengawasi transaksi aset kripto. Kini, kewenangan itu beralih ke lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Bappebti Tirta Karma Senjaya mengatakan tahun ini hingga lima tahun ke depan, pihaknya berfokus pada penguatan perdagangan berbasis komoditi.

“Rencana strategis Bappebti lima tahun ke depan tentu harus dilakukan sedikit refresh dan fokus pada penguatan perdagangan berbasis komoditi,” kata Tirta dalam konferensi pers sosialisasi capaian kinerja 2024 dan langkah strategis Bappebti 2025 di Hotel Zuri, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat, 24 Januari 2025.

Dalam kesempatan itu, Tirta juga menyampaikan pencapaian Bappebti sepanjang tahun 2024. Dia mengatakan total nilai transaksi perdagangan berjangka komoditi (PBK) di tahun 2024 naik signifikan sebesar Rp 33.214,89 triliun. “Naik 29,34 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 25.679,97,” kata dia.

Untuk komoditas multilateral yang diperdagangkan yaitu crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah, emas, olein, kopi dan kakao. Sementara, untuk transaksi bilateral meliputi komoditas, forex, indeks saham dan single stock/saham tunggal asing.

“Namun, kami mengevaluasi capaian tersebut masih mendominasi transaksi bilateral. Sehingga perlu didorong penguatan transaksi multilateral berbasis komoditi unggulan Indonesia, seperti CPO, olein, kopi, kakao dan komoditi lain yang berpotensi untuk ditingkatkan perdagangannya,” ujar Tirta. Komoditi lain yang dimaksud ialah nikel, karet, renewable energi certificates (RECs).

Untuk perdagangan komoditi pasar fisik emas secara digital, Tirta memaparkan transaksinya meningkat mencapai Rp 58,3 triliun. Peningkatan yang terjadi, kata dia, sebanyak 466 persen dengan volume 47,4 ton (358,3 persen). Kenaikan itu jauh dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 10,4 ton saja.

Sementara itu, untuk perdagangan timah, total transaksi ekspor timah murni batangan di bursa berjangka sebesar US$ 1,42 miliar. “Bila dibandingkan tahun sebelumnya, timah untuk ekspor memang menurun sebanyak 19,9 persen dari tahun 2023 yang tercatat sebesar US$ 1,77 miliar,” kata dia. Untuk total transaksi timah murni batangan lokal, Tirta mengatakan di tahun 2024 tercatat sebesar Rp 1,78 triliun. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 1,11 triliun.