Tante Bocah di Nias yang Dianiaya Keluarga hingga Cacat Jadi Tersangka, Terancam 5 Tahun Penjara
D, tante dari bocah di Nias yang dianiaya hingga cacat telah ditetapkan jadi tersangka. Terancam lima tahun penjara
D, tante dari bocah di Nias yang dianiaya hingga cacat telah ditetapkan jadi tersangka. Terancam lima tahun penjara
Tribun-Medan.com
PENGANIAYAAN DI NIAS - Kapolres Nias Selatan, AKBP Ferry Mulyana Sunarya, dengan penuh perhatian menemui bocah perempuan berusia 10 tahun yang menjadi korban kekerasan, Senin (27/1/2025). Tante korban kini jadi tersangka dan terancam hukuman 5 tahun penjara
TRIBUNNEWS.COM - Seorang bocah berinisial NN (10) dianiaya oleh keluarga pamannya di , Sumatra Utara.
NN dianiaya hingga cacat dan tak bisa berjalan setelah dianiaya selama bertahun-tahun.
Kasus NN ini terungkap setelah kondisi N yang memprihatinkan diviralkan oleh warga setempat.
Pihak kepolisian pun melakukan penyelidikan dan menetapkan wanita berinisial D sebagai tersangka kasus
D sendiri merupakan tante dari korban.
Atas perbuatannya tersebut, D dikenakan Pasal 80 ayat (1) dan/atau ayat (2) Jo Pasal 76C UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal lima tahun penjara.
Demikian yang disampaikan oleh Kapolres , AKBP Ferry Mulyana Sunarya.
"D langsung ditahan," ujarnya.
Meski begitu, Ferry tak merinci peran D dalam kasus ini.
"(Status tersangka) berdasarkan kesesuaian keterangan korban N dan visum luar di bagian tangan," ujar Ferry.
Pihak kepolisian juga masih menunggu hasil visum korban untuk mencari penyebab cacatnya kaki korban.
Baca juga:
Ferry menambahkan, tak menutup kemungkinan ada tersangka baru dalam kasus ini.
"Iya, tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru,"
"Kami masih menunggu visum terkait dengan bentuk dari kakinya yang tidak normal itu, ada indikasi penyakit atau tindak aniaya dari apa yang dialami korban," ujar Ferry, dikutip dari Kompas.com.
-
"); $(".loading").show(); var newlast = getLast;
$.getJSON("https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?",
{start: newlast,section:'9',img:'thumb2'}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) { if(val.title){ newlast
= newlast + 1; if(val.video) { var vthumb = ""; var vtitle = "
"; } else { var vthumb = ""; var vtitle = ""; } if(val.thumb) {
var img = "
- "+img+" "); } else{ $("#latestul").append('
- '); $("#test3").val("Done"); return false; } }); $(".loading").remove(); }); } else if (getLast > 150) { if ($("#ltldmr").length == 0){ $("#latestul").append('
- '); } } } }); }); function loadmore(){ if ($("#ltldmr").length > 0) $("#ltldmr").remove(); var getLast = parseInt($("#latestul > li:last-child").attr("data-sort")); $("#latestul").append(""); $(".loading").show(); var newlast = getLast ; if($("#test3").val() == 'Done'){ newlast=0; $.getJSON("https://api.tribunnews.com/ajax/latest", function(data) { $.each(data.posts, function(key, val) { if(val.title){ newlast = newlast + 1; if(val.video) { var vthumb = ""; var vtitle = " "; } else { var vthumb = ""; var vtitle = ""; } if(val.thumb) { var img = "
- "+img+" "); }else{ return false; } }); $(".loading").remove(); }); } else{ $.getJSON("https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?", {start: newlast,section:sectionid,img:'thumb2',total:'40'}, function(data) { $.each(data.posts, function(key, val) { if(val.title){ newlast = newlast+1; if(val.video) { var vthumb = ""; var vtitle = " "; } else { var vthumb = ""; var vtitle = ""; } if(val.thumb) { var img = "
- "+img+" "); }else{ return false; } }); $(".loading").remove(); }); } }
