Ternyata, Yunani Kuno Jadi Negara Pertama Penghasil Polusi Timbal

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Yunani kuno tidak hanya tempat lahirnya filsafat barat dan demokrasi tertua yang pernah tercatat. Ternyata, Yunani kuno juga tempat pertama di dunia yang menghasilkan polusi. Para peneliti...

Ternyata, Yunani Kuno Jadi Negara Pertama Penghasil Polusi Timbal

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Yunani kuno tidak hanya tempat lahirnya filsafat barat dan demokrasi tertua yang pernah tercatat. Ternyata, Yunani kuno juga tempat pertama di dunia yang menghasilkan polusi.

Para peneliti mempelajari inti sedimen yang ditemukan di daratan utama Yunani dan Laut Aegea. Mereka menemukan bukti tertua yang pernah ditemukan, sekitar 5.200 tahun yang lalu. Lebih tua 1.200 dibandingkan polusi timbal sebelumnya yang ditemukan di rawa gambut di Serbia.

Pada zaman dahulu, timbal dilepaskan ke atmosfer sebagai produk sampingan dari peleburan bijih tembaga dan perak. Logam beracun tersebut kemudian mengembun menjadi debu dan mengendap di tanah.

"Perak digunakan sebagai perhiasan untuk objek khusus tapi tidak ditemukan dalam bentuk murni," kata arkeolog Heidelberg University dan penulis utama penelitian tersebut, Joseph Maran, Ahad (2/2/2025).

Ia menambahkan, perak-perak itu ditambang dalam bentuk bijih yang dikombinasikan dengan timbal. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Communications Earth and Environment ini mengungkapkan situs dengan tanda-tanda awal kontaminasi timbal terletak di timur laut Yunani, dekat pulau Thasos.

Maran mengatakan bukti arkeologis sebelumnya menunjukkan Thasos merupakan salah satu situs paling penting di wilayah tersebut untuk pertambangan perak dan pengerjaan logam.

"Timbal yang dilepaskan dari peleburan merupakan bentuk polusi industri atau racun pertama di dunia," kata sejarawan Yale University Joseph Manning, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Para peneliti menemukan tingkat polusi timbal masih terbilang rendah dan terpusat di Yunani kuno  yang dianggap tempat lahirnya peradaban Eropa dari Zaman Perunggu, Periode Klasik sampai Helenistik. Periode Klasik dikenal dengan demokrasi Athena, filsuf Socrates dan Plato. Sementara Periode Helenistik ditandai menyebarnya pengaruh Yunani ke seluruh wilayah Mediterania.

Arkeolog  Heidelberg University lain yang terlibat dalam penelitian ini, Andreas Koutsodendris mengatakan terdapat bukti-bukti sekitar 2.150 lalu emisi timbal melonjak tajam akibat aktivitas manusia di seluruh Yunani. Pada periode tersebut, sekitar 146 sebelum Masehi, tentara Romawi menaklukan semenanjung Yunani. Kemudian mengubah masyarakat dan ekonomi di wilayah tersebut.

Koutsodendris menjelaskan, sejak saat itu, perdagangan, koloni dan pengiriman barang Romawi meluas ke seluruh wilayah Laut Tengah dan Laut Hitam. Permintaan koin perak melonjak tajam, membutuhkan peleburan yang melepaskan emisi timbal.

Kekaisaran Romawi menggunakan timbal untuk peralatan makan dan konstruksi, termasuk pipa. Penelitian sebelumnya termasuk analisis inti es dari Greenland sudah mendeteksi kadar timbal yang tinggi di sebagian besar Belahan Bumi Utara pada masa Romawi.

"(Namun, penelitian terbaru ini menambah) gambaran yang lebih spesifik dan lokal tentang bagaimana kadar timbal berubah," kata ilmuwan lingkungan di University of Nevada, Nathan Chellman yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

sumber : AP