Target Vaksinasi PMK di Pacitan Tidak Tercapai, Apa Penyebabnya?

Target Vaksinasi PMK di Pacitan Tidak Tercapai, Apa Penyebabnya?. ????Upaya vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Pacitan masih belum mencapai target. Dari bantuan 7.000 dosis vaksin yang disalurkan dari Pemerintah -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Target Vaksinasi PMK di Pacitan Tidak Tercapai, Apa Penyebabnya?

Pacitan (Beritajatim.com) – Upaya vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Pacitan masih belum mencapai target. Dari bantuan 7.000 dosis vaksin yang disalurkan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, hingga awal bulan Februari 2025, sudah sekitar 6.127 dosis yang disuntikkan. Sehingga menyisakan 874 dosis vaksin.

Padahal sebelumnya, sebanyak 7.000 dosis vaksin PMK itu, ditarget harus habis pada akhir bulan Januari lalu. Ketidaktercapaian target itu, menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan, Sugeng Santoso ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya medan yang sulit. Selain itu juga penyebaran lokasi ternak yang luas menjadi kendala utama dalam proses vaksinasi.

“Sebaran ternak di Pacitan cukup luas dan terpencar di berbagai pelosok desa. Hal ini membuat mobilitas petugas menjadi tantangan tersendiri, terutama di wilayah perbukitan yang aksesnya sulit,” ujar Sugeng, Senin (03/02/2025).

Ia menyebut, selain medan yang menantang, keterbatasan tenaga vaksinator juga memperlambat laju vaksinasi. Saat ini, tenaga kesehatan hewan di DKPP Pacitan, harus membagi fokus antara vaksinasi dan pengobatan bagi ternak yang telah terinfeksi virus PMK.

“Keterbatasan tenaga vaksinator juga mempengaruhi,” katanya.

Sementara itu, kasus PMK di Kabupaten Pacitan terus meningkat. Hingga tanggal 2 Februari 2025, sebanyak 139 desa dari 171 desa/kelurahan telah terdampak, dengan total kasus mencapai 1.369 ekor. Dari jumlah tersebut, 990 ekor masih sakit, 147 ekor mati, 152 ekor sembuh, dan 80 ekor telah dipotong paksa.

Penyebaran virus yang cepat ini, turut memperberat tugas tim di lapangan. Menurut Sugeng, vaksinasi harus diprioritaskan bagi ternak sehat di wilayah yang belum terdampak atau zona hijau.

“Strategi utama kami adalah mencegah penyebaran lebih luas dengan vaksinasi di wilayah yang masih bebas PMK. Namun, kecepatan vaksinasi harus ditingkatkan agar cakupannya lebih luas,” pungkasnya.