Harga Beras di Tingkat Eceran Alami Kenaikan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menungkapkkan harga beras di semua tingkat distribusi mengalami kenaikan pada Januari 2025. Rata-rata harga beras di tingkat eceran tercatat sebesar Rp 14.668 per...
Petani membawa padi beras merah saat masa panen raya di Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali. Selasa (18/6/2024).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menungkapkkan di semua tingkat distribusi mengalami kenaikan pada Januari 2025. Rata-rata harga beras di tingkat eceran tercatat sebesar Rp 14.668 per kilogram, menunjukkan peningkatan baik secara bulanan maupun tahunan.
"Rata-rata harga beras yang kami sampaikan merupakan rata-rata harga yang mencakup berbagai jenis beras dan seluruh wilayah di Indonesia," ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam rilis BPS yang diikuti secara daring, Senin (3/2/2025).
Data BPS menunjukkan bahwa harga beras di tingkat penggilingan naik 0,92 persen secara month-to-month (mtm), meskipun mengalami penurunan 4,30 persen secara year-on-year (yoy). Inflasi harga beras di tingkat grosir juga tercatat naik 0,56 persen (mtm) dan 1,11 persen (yoy), sementara di tingkat eceran terjadi kenaikan 0,36 persen (mtm) dan 2,29 persen (yoy).
Kenaikan harga beras ini menjadi sorotan mengingat beras merupakan komoditas utama yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Meskipun harga beras di tingkat grosir dan penggilingan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, inflasi harga beras di tingkat eceran tetap menunjukkan tren kenaikan.
Menyusul perkembangan harga beras, BPS juga mengungkapkan data mengenai produksi beras yang menunjukkan adanya potensi kenaikan signifikan pada 2025. Berdasarkan survei KSA pada Desember 2024, produksi beras untuk konsumsi pangan tercatat mencapai 1,15 juta ton, dengan total produksi sepanjang 2024 mencapai 30,62 juta ton.
Potensi produksi beras untuk periode Januari hingga Maret 2025 diperkirakan mencapai 8,67 juta ton, naik sekitar 52,32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Data ini memberikan harapan akan adanya peningkatan ketahanan pangan di Indonesia, meskipun tantangan dari kondisi cuaca ekstrem seperti El Nino pada semester pertama 2024 sempat mempengaruhi produksi padi.
BPS berharap, dengan potensi kenaikan produksi beras yang signifikan pada 2025, bisa mendukung stabilitas pasokan beras nasional dan membantu menjaga kestabilan harga di pasar domestik.