Trump terjunkan 1.500 personel tambahan ke perbatasan AS-Meksiko
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (22/1) melalui perintah eksekutif barunya memerintahkan 1.500 personel ...
Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (22/1) melalui perintah eksekutif barunya memerintahkan 1.500 personel militer AS diterjunkan ke perbatasan AS-Meksiko untuk melarang masuk "orang asing yang terlibat dalam invasi Amerika Serikat melalui perbatasan selatan".
Personel tambahan tersebut akan mendukung sekitar 2.200 personel militer aktif yang sudah terlebih dahulu ditugaskan di perbatasan AS-Meksiko dan menjalankan tugasnya, yang sebagian besar terkait dengan persoalan administratif dan logistik.
Tentara AS pada umumnya dilarang menjalankan tugas penegakan hukum domestik, sebagaimana dibatasi sebuah undang-undang yang disahkan pada 1878.
Namun dalam instruksi yang ditekennya pada Senin, Trump menyatakan akan memutuskan dalam 90 hari apakah akan memanfaatkan UU Pemberontakan supaya batasan bagi tentara AS tersebut bisa dikesampingkan.
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan bahwa "rakyat Amerika telah menunggu saat seperti ini, di mana Departemen Pertahanan benar-benar menangani urusan keamanan dalam negeri secara serius".
"Ini adalah prioritas nomor satu rakyat Amerika, dan sang presiden telah melaksanakannya," kata Leavitt.
Meski demikian, ia tak menjelaskan lebih lanjut terkait tugas personel baru yang diterjunkan tersebut.
Di hari pertamanya sebagai Presiden AS pada Senin (20/1), Donald Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif untuk menekan masuknya migran, termasuk dengan menyatakan situasi darurat di perbatasan AS-Meksiko.
Demi menjaga perbatasan, Trump memberi wewenang kepada "Departemen Keamanan Dalam Negeri, Departemen Kehakiman, dan Departemen Luar Negeri untuk mengambil semua tindakan yang perlu untuk secara segera mencegah, memulangkan, dan mengusir orang asing ilegal di sepanjang perbatasan selatan AS".
"Melalui kewenangannya, Presiden Trump lebih lanjut membatasi akses terhadap ketentuan imigrasi yang memungkinkan orang asing ilegal yang terlibat dalam invasi di sepanjang perbatasan selatan AS untuk menetap di AS, termasuk suaka," demikian pernyataan Gedung Putih.
Sumber: Anadolu
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025