VIDEO Warisan Leluhur Asei: Lukisan Kulit Kayu Papua Menembus Pasar Dunia

Mereka mengolah kulit kayu menjadi karya seni yang tak hanya menjadi bagian dari tradisi, tetapi juga sebagai sumber mata pencaharian utama.

VIDEO Warisan Leluhur Asei: Lukisan Kulit Kayu Papua Menembus Pasar Dunia

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Papua, pulau besar yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) dan kebudayaan, kembali mencuri perhatian dunia.

Salah satu kekayaan yang berhasil menembus pasar internasional adalah dari kampung Asei, yang terletak di Distrik Timur, Kabupaten .

Kampung Asei dikenal sebagai sentra pengrajin kesenian lukisan berbahan dasar kulit kayu.

Terdapat Sembilan kelompok pengrajin yang beranggotakan 20 orang.

Menariknya, sekitar 80 persen dari pengrajin ini adalah perempuan.

Mereka mengolah kulit kayu menjadi karya seni yang tak hanya menjadi bagian dari tradisi, tetapi juga sebagai sumber mata pencaharian utama.

Lukisan kulit kayu Asei tidak hanya menarik minat wisatawan lokal, tetapi juga mancanegara, berkat keunikan bahan dan motif yang digunakan dalam setiap karyanya.

Maryones Ongge, salah satu perempuan pengrajin di Asei, menjadi salah satu pelopor dalam melestarikan warisan leluhur ini.

Ia dan kelompoknya tidak hanya menggunakan kulit kayu sebagai kanvas lukisan, tetapi juga berbagai macam kerajinan tangan lainnya, yang kesemuanya memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi diwiliyah sentani.

Karya-karya mereka kini bukan hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga telah berhasil menembus pasar dunia.

Hal ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah , yang semakin dikenal sebagai destinasi wisata seni.

Liputan ini bertujuan untuk menginspirasi masyarakat luas bahwa dengan mengoptimalkan potensi kearifan lokal dan memadukannya dengan kreativitas, produk-produk seperti Asei dapat meraih pasar internasional.

Tak hanya itu, keberhasilan ini juga membuka peluang bagi kampung-kampung lain di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan warisan mereka sebagai komoditas ekonomi yang bernilai tinggi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kearifan lokal.

Dengan demikian, kampung-kampung di , bahkan di seluruh Indonesia, dapat semakin berkembang, sambil melestarikan dan tradisi yang telah diwariskan dari nenek moyang.(Tribun )