Walhi Sebut Longsor di Pekalongan Bukan Hanya Disebabkan oleh Hujan Lebat
Walhi menyebut penyebab longsor di Pekalongan tak hanya curah hujan yang tinggi. Perubahan lanskap juga jadi penyebab
TRIBUNNEWS.COM - Longsor yang terjadi di , Kabupaten jadi perhatian (Walhi) Jawa Tengah (Jateng).
Walhi Jateng meminta Pemprov Jawa Tengah untuk mengevaluasi kebijakan di daerah hulu.
Iqbal Alma selaku Manajer Advokasi dan Kampanye Jateng menuturkan, penyebab di bukan karena penyebab tunggal, yaitu hujan deras.
Bencana ini terjadi karena adanya perubahan lanskap bentang alam.
"Walhi sangat menolak keras penyebab tunggal terjadinya di . Kami nilai pasti ada perubahan lanskap bentang alam yang memperparah itu," terangnya, Rabu (22/1/2025) dikutip dari TribunJateng.com.
Pemprov Jateng diminta melakukan evaluasi kebijakan terhadap daerah-daerah rawan di bagian dataran tinggi.
Terlebih, Jateng disebut oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD) sebagai provinsi nomor dua wilayah yang paling rawan nasional.
"Jangan hanya terlena oleh curah hujan yang tinggi tanpa melihat penyebab lokalnya. Kondisi itu harus dicarikan solusinya agar tidak berulang lagi," paparnya.
Walhi juga menyayangkan, Pemprov Jateng malah melakukan rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang bertolak belakang dengan kondisi terkini pada Desember 2024 lalu.
Iqbal menyebut, RTRW terbaru bakal menghilangkan 82 ribu hektare kawasan hulu atau daerah resapan.
18 ribu hektare wilayah konservasi atau cagar alam juga ada kemungkinan untuk dibabat.
Baca juga:
"Regulasi itu sangat bisa memperparah di Jawa Tengah karena RTRW dikeluarkan tidak menjawab kebencanaan," terangnya.
Upaya pencarian dilanjut hari ini
Diketahui, pihak terkait masih melakukan pencarian terhadap orang yang dilaporkan hilang dalam yang terjadi di ini.
BNPB bakal melakukan modifikasi cuaca untuk mempermudah pencarian.