Alasan Donald Trump Putuskan Amerika Serikat Keluar dari WHO
Presiden AS Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kenapa?
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, 20 Januari 2025. Keluarnya Amerika Serikat menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) untuk memerangi penyakit dan merespon keadaan darurat di seluruh dunia tanpa pendonor dana terbesarnya.
“ menipu kita, semua orang menipu Amerika Serikat. Itu tidak akan terjadi lagi,” kata Trump saat menandatangani perintah eksekutif mengenai penarikan pasukan, tidak lama setelah pelantikannya untuk masa jabatan Trump yang kedua.
WHO Dinilai Gagal oleh Trump
Dilansir dari Reuters, Trump mengatakan bahwa WHO telah gagal menangani pandemi COVID-19 dn krisis kesehatan lainnya. Trump mengatakan bahwa WHO gagal bertindak secara independen dari pengaruh politik yang tidak pantas dari negara-negara anggota WHO.
Selain itu, WHO dianggap meminta bayaran yang sangat memberatkan Amerika Serikat secara tidak proporsional dengan jumlah yang dibebankan kepada negara lain yang lebih besar, seperti contohnya China.
Langkah Trump tersebut menetapkan periode pemberitahuan 12 bulan bagi Amerika Serikat untuk meninggalkan WHO dan menghentikan segala bentuk pendanaan kepada lembaga PBB tersebut. Selama ini, Amerika Serikat telah memberikan kontribusi finansial kepada WHO dengan menyumbang sekitar 18 persen dari keseluruhan pendanaannya. Anggaran dua tahun terakhir WHO dari Amerika Serikat menyentuh $6,8 miliar untuk 2024 hingga 2025.
Pengumuman Trump tersebut menyatakan bahwa pemerintah akan menghentikan negosiasi perjanjian pandemi WHO sementara penarikan diri sedang berlangsung. Personel pemerintah yang bekerja untuk WHO akan ditarik dan dipindahtugaskan untuk kemudian mencari mitra yang tepat dalam mengambil alih kegiatan WHO yang diperlukan.
Penarikan Amerika Serikat menjadi momentum penghentian kontribusi Amerika Serikat dalam mengatasi permasalahan kesehatan dunia melalui PBB setelah menjadi bagian dari WHO sejak 1948, yakni tahun yang sama saat WHO didirikan. Kekosongan Amerika Serikat dalam WHO memungkinkan beberapa program di ambang bahaya, terutama program yang menangani tuberkulosis, penyakit menular, HIV/AIDS, dan keadaan darurat kesehatan lainnya.
Penarikan Amerika Serikat dari WHO oleh Trump bukan kali pertama. Trump juga mengambil langkah untuk keluar pada 2020, selama masa jabatannya yang pertama dengan kembali membawa China dalam konteks perdebatan. Menurut Trump saat itu, WHO membantu upaya China menyesatkan dunia mengenai asal-usul COVID-19. Tentu saja, tuduhan Trump dibantah oleh WHO.
Tuai Reaksi Berbagai Pihak di Dunia
Direktur Jenderal Badan Kesehatan Global Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa ia menyesali keputusan Presiden AS Donald Trump yang dinilai impulsif untuk menghentikan pendanaan terhadap badan PBB tersebut.
“Ini saatnya bagi kita semua bersatu dalam perjuangan kolektif melawan ancaman bersama,” kata tedros dalam konferensi pers di Jenewa yang dikutip dari Aljazeera.
Tedros menekankan bahwa dunia pernah terpecah belah akibat wabah virus COVID-19. Hal tersebut sudah sepatutnya mendorong seluruh pihak agar bersama-sama menghadapi krisis yang membahayakan nyawa banyak orang. WHO akan meninjau kembali dampak kesenjangan pendanaan dan akan melanjutkan pekerjaannya tanpa rasa takut atau pilih kasih.
Sekjen PBB Antonio Guterres juga memperingatkan kepada Amerika Serikat bahwa ini bukan saatnya mengurangi sumber daya untuk operasi WHO.
“Sekaranglah saatnya untuk bersatu, dan bagi masyarakat internasional agar bekerja sama dalam solidaritas guna menghentikan virus dan dampak-dampak yang menghancurkannya,” terang Guterres.
Terkait hal tersebut, pihak Jerman mengatakan bahwa Berlin berharap dapat membujuk Trump untuk tidak mengambil langkah tersebut. Menteri Kesehatan Jerman ingin agar Trump membatalkan penarikan Amerika Serikat dari WHO.
Sita Planasari berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: