YLKI menerima 1.675 aduan sepanjang 2024 didominasi jasa keuangan

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan telah menerima aduan dari konsumen sebanyak 1.675 sepanjang ...

YLKI menerima 1.675 aduan sepanjang 2024 didominasi jasa keuangan
Pengaduan konsumen terkait jasa keuangan menjadi aduan tertinggi...

Jakarta (ANTARA) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan telah menerima aduan dari konsumen sebanyak 1.675 sepanjang 2024 yang terdiri atas dua kategori. yakni individu sebanyak 991 konsumen, dan kelompok meliputi kelompok konsumen konser sebanyak 507 dan konsumen perumahan sebanyak 177 pengaduan.

“Pengaduan konsumen tahun 2024 yang kami terima 1.675 pengaduan,” ujar Kepala Bidang Pengaduan dan Hukum YLKI Rio Priambodo dalam konferensi pers yang digelar secara daring, di Jakarta, Jumat.

Pihaknya merilis jasa keuangan menjadi urutan pertama dalam pengaduan konsumen di Indonesia pada 2024, yakni mencapai 334 pengaduan, disusul belanja online sebanyak 144 pengaduan, telekomunikasi 125 pengaduan, paket 66 pengaduan, perumahan sebanyak 49 pengaduan, transportasi 35 pengaduan, listrik 29 pengaduan, otomotif 29 pengaduan, PDAM 25 pengaduan, serta elektronik 18 pengaduan.

Pengaduan konsumen terkait jasa keuangan menjadi aduan tertinggi dengan beberapa subsektor terkait, yakni perbankan sebanyak 33 persen, pinjaman daring 28 persen, leasing 25 persen, uang elektronik 7 persen, asuransi 5 persen, serta lembaga keuangan nonbank (LKNB) 1 persen.

Pengaduan yang didominasi perempuan 36 persen dan 64 persen laki-laki ini, mengadukan permasalahan soal perbankan terkait dengan cara penagihan, penipuan, permohonan keringanan, sistem transaksi, lelang hingga pembekuan rekening. Adapun YLKI mencatat bank swasta mendominasi pengaduan ini sebesar 59,8 persen serta bank BUMN sebesar 40,2 persen.

Sementara soal aduan pinjaman daring, konsumen mengadukan soal cara penagihan, permohonan keringanan, gagal bayar, tidak meminjam ditagih, soal data pribadi hingga pembayaran yang sudah lunas tapi masih ditagih.

Untuk pengaduan belanja online, konsumen mengadukan persoalan terkait refund atau pengembalian barang, barang tidak sesuai, estimasi pengiriman, penipuan atau pembobolan, barang tidak sampai, pembatalan transaksi, hingga aplikasi error.

Permasalahan telekomunikasi yang juga menjadi aduan konsumen, beberapa hal yang menjadi sorotan, yakni jaringan internet, paket internet, sistem transaksi, pelayanan, informasi tidak sesuai hingga persoalan data pribadi.

YLKI turut mencatat dalam lima tahun terakhir, sektor keuangan menjadi yang paling banyak diadukan, sehingga pihaknya pun mengusulkan agar pemerintah berbenah diri muai dari regulator.

Ia juga mengusulkan persoalan pinjaman dan pembiayaan daring perlu diedukasikan oleh OJK ke masyarakat, karena proses bisnis tidak jauh berbeda namun memiliki asosiasi yang berbeda.

“Pinjaman online sudah mengubah namanya ke pinjaman daring. Ke depan bukan image-nya saja yang diubah, tapi mekanisme pencairannya yang menerapkan prinsip kehati-hatian,” katanya lagi.

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025