60 Warga China Diduga Diperas Petugas Imigrasi Indonesia: Reaksi DPR, Menteri hingga Kemlu RI
Kedubes China di Indonesia menyebut ada 60 warganya diperas petugas imigrasi Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten.
Kedubes China di Indonesia menyebut ada 60 warganya diperas petugas imigrasi Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten.
/Warta Kota/Yulianto
DIPERAS IMIGRASI - Penumpang pesawat terbang tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (17/12/2024). Kedubes China menyebut puluhan warga China diperas imigrasi Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pekan lalu, muncul sebuah video yang viral di media sosoal memperlihatkan seorang negara menyelipkan uang senilai Rp500 ribu di paspornya.
Tujuannya agar bisa terbebas dari pemeriksaan .
"Kita sedang cek kebenarannya apakah itu hoaks atau enggak karena dari konten tersebut tidak terlihat itu," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) , Kementerian dan Pemasyarakatan RI Saffar M. Godam saat ditemui di acara Bakti ke-75 tahun di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (19/1/2025) lalu.
Kini muncul ini 60 diperas
Dua pekan berlalu, Kedutaan Besar (Kedubes) di Indonesia mengatakan ada 60 negara jadi korban petugas imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Kasus ini terungkap usai tersebarnya surat yang berasal dari Kedutaan Besar di Indonesia.
Surat berkop tersebut diunggah ke media sosial oleh pengguna X (twitter) @emerson_yu yang menuai beragam tanggapan.
Dalam akun X milik mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif juga mengunggah surat dari Cina di Indonesia.
Isi surat
Kedubes menyatakan setidaknya 60 nya diperas oleh petugas Indonesia antara Februari 2024-Januari 2025.
Terdapat lebih dari 44 kasus yang ditangani pihak kedubes.
Hasilnya, uang hasil senilai Rp32.750.000 berhasil dikembalikan kepada para korban.
Kedubes pun menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri RI atas koordinasi dalam penanganan kasus ini.
Menurut , kasus oleh petugas imigrasi yang terungkap hanya "puncak gunung es".
Banyak WNA yang diduga tidak melaporkan kasus karena sibuk atau khawatir aksi balasan saat kembali berkunjung ke Indonesia.
-
"); $(".loading").show(); var newlast = getLast;
$.getJSON("https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?",
{start: newlast,section:'1',img:'thumb2'}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) { if(val.title){ newlast
= newlast + 1; if(val.video) { var vthumb = ""; var vtitle = "
"; } else { var vthumb = ""; var vtitle = ""; } if(val.thumb) {
var img = "
- "+img+" "); } else{ $("#latestul").append('
- '); $("#test3").val("Done"); return false; } }); $(".loading").remove(); }); } else if (getLast > 150) { if ($("#ltldmr").length == 0){ $("#latestul").append('
- '); } } } }); }); function loadmore(){ if ($("#ltldmr").length > 0) $("#ltldmr").remove(); var getLast = parseInt($("#latestul > li:last-child").attr("data-sort")); $("#latestul").append(""); $(".loading").show(); var newlast = getLast ; if($("#test3").val() == 'Done'){ newlast=0; $.getJSON("https://api.tribunnews.com/ajax/latest", function(data) { $.each(data.posts, function(key, val) { if(val.title){ newlast = newlast + 1; if(val.video) { var vthumb = ""; var vtitle = " "; } else { var vthumb = ""; var vtitle = ""; } if(val.thumb) { var img = "
- "+img+" "); }else{ return false; } }); $(".loading").remove(); }); } else{ $.getJSON("https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?", {start: newlast,section:sectionid,img:'thumb2',total:'40'}, function(data) { $.each(data.posts, function(key, val) { if(val.title){ newlast = newlast+1; if(val.video) { var vthumb = ""; var vtitle = " "; } else { var vthumb = ""; var vtitle = ""; } if(val.thumb) { var img = "
- "+img+" "); }else{ return false; } }); $(".loading").remove(); }); } }