Ambil Uangnya tidak Memilih Calonnya Saat Pilkada, Ini Pendapat Habib Taufiq
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Rabithah Alawiyah Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf sempat ditanya oleh jamaah dalam salah satu pengajian mengenai bagaimana hukumnya menerima uang dari calon kepala daerah tetapi...
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Rabithah Alawiyah bin Abdul Qodir Assegaf sempat ditanya oleh jamaah dalam salah satu pengajian mengenai bagaimana hukumnya menerima uang dari calon kepala daerah tetapi tidak memilih calon kepala daerah yang memberi uang tersebut saat Pilkada.
Habib Taufiq mengatakan, ada orang memberikan uang agar dirinya dipilih, kemudian uangnya diterima. Ia menjelaskan, ada dua hal dalam kasus tersebut yang perlu mendapat penjelasan. Pertama, saat yang bersangkutan tidak mencoblos atau tidak memilih maka dia tidak jujur dan sudah menipu. Padahal, uangnya sudah diterima.
"Orang itu kalau memberi (uang) kemudian kamu tahu bahwa ini adalah ada yang diinginkan (olehnya), kalau kamu tidak bisa (memenuhi keinginannya) jangan diterima," kata Habib Taufiq, dikutip dari video yang diunggah channel Sunsal Media, Selasa (19/11)
Habib Taufiq memberikan gambaran, ada orang memberi uang supaya mendapatkan nasihat, tetapi tidak diberikan nasihat. Dia menjelaskan, hal tersebut merupakan sikap yang tidak benar karena seharusnya yang bersangkutan memberi nasihat. "Orang yang memberi itu bukan bertujuan memberi hadiah, tapi ada tolab (ingin mencari ilmu),"ujar dia.
Habib Taufiq mengatakan, yang kedua, selain melakukan kebohongan maka yang bersangkutan telah membohongi hatinya."Meski pakai fiqih, pakai itu, pakai ini. Tanya diri anda sendiri, kalau anda diperlakukan seperti itu, apakah anda senang? Tentu tidak,"tegas dia.
Loading...