Kasus Gangguan Kesehatan Mental di Blitar Capai Ribuan, Ini Sebabnya
Kasus Gangguan Kesehatan Mental di Blitar Capai Ribuan, Ini Sebabnya. ????Data kunjungan pasien Poli Jiwa RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar memperlihatkan sejak awal tahun hingga November ini ada 1.442 warga mengalami Gangguan Kecemasan Umum -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Blitar (beritajatim.com) – Jumlah warga yang mengalami gangguan kesehatan mental di Kabupaten Blitar terus bertambah setiap tahunnya. Dinamika sosial yang kian kompleks membuat banyak warga di Bumi Penataran mengalami gangguan kesehatan mental.
Data kunjungan pasien Poli Jiwa RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar memperlihatkan sejak awal tahun hingga bulan November ini ada 1.442 warga yang mengalami Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder atau GAD).
Selain itu masih ada 612 warga Blitar yang mengalami Skizofrenia Paranoid. Mirisnya, ribuan penderita penyakit kesehatan mental ini mayoritas masih berusia produktif yakni mulai usia 25 hingga 64 tahun.
“Selain dia kasus tersebut, diagnosis lainnya yang sering ditemui antara lain depresi, bipolar dan gangguan psikotik lainnya,” kata Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar, Endah Woro Utami, Selasa (19/11/2024).
Penyebab penyakit kesehatan mental pada masyarakat Blitar ini berbagai macam. Namun secara umum kesehatan mental pada seseorang disebabkan oleh tekanan pekerjaan, permasalahan ekonomi hingga dinamika sosial yang kian berkembang dan kompleks.
Berbagai permasalahan itu secara tidak langsung akan membuat seseorang mengalami tekanan kesehatan mental. Hingga akhirnya warga tersebut memerlukan pendampingan oleh tenaga ahli seperti dokter jiwa atau psikolog.
“Banyaknya pasien Poli Jiwa mengindikasikan tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan mental dan masyarakat juga dinilai semakin sadar terhadap kesehatan mental itu sendiri,” tegasnya
Poli Jiwa RSUD Ngudi Waluyo, Blitar saat ini mengandalkan pendekatan berbasis bukti seperti Terapi Kognitif Perilaku (CBT) untuk membantu pasien mengelola kecemasan. Pemberian obat-obatan yang diresepkan oleh tim dokter juga diberikan agar gangguan kesehatan mental yang dialami oleh seseorang bisa mereda.
Pendekatan ini pun diklaim terbukti efektif dalam membantu pasien mengatasi gejala kecemasan yang mereka alami. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar sendiri mengimbau agar masyarakat lebih peka terhadap gangguan kesehatan mentalnya.
“Kami upayakan semaksimal mungkin agar pata penderita gangguan kesehatan mental ini bisa sembuh dan pulih seperti sedia kala,” tutupnya. [owi/beq]