Anak Usaha Pertamina Kolaborasi Kembangkan Hidrogen dan Amonia Hijau
Dua entitas anak usaha Pertamina yakni PGE dan Pertagas mengkaji potensi pemanfaatan panas bumi untuk produksi hidrogen dan amonia hijau.
Dua anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) berkolaborasi mengkaji pengembangan bahan bakar hijau dalam bentuk hydrogen dan amonia hijau.
Inisiatif tersebut diwujudkan dalam Joint Study Agreement bertajuk Penggunaan Listrik dari Panas Bumi untuk Beyond Energy, yang merupakan bagian dari sinergi Pertamina Group dalam mendukung agenda dekarbonisasi. Corporate Secretary PT PGE, Kitty Andhora, mengatakan pemanfaatan listrik dari panas bumi dalam produksi hidrogen hijau dan amonia hijau akan membantu industri dan sektor transportasi dalam upaya dekarbonisasi.
“Inisiatif ini juga sejalan dengan target pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan dan memperkuat ketahanan energi nasional melalui diversifikasi sumber energi, terutama dari energi terbarukan,” ujar Kitty dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Kamis (6/2).
Kitty mengatakan, kolaborasi antara PGE dan Pertagas akan mempercepat pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau serta menjadi landasan bagi Pertamina dalam membangun green energy hub. Pasalnya, saat ini belum ada pemain dominan di energi hijau.
Dengan begitu maka Pertamina berpeluang menjadi pemain utama energi hijau karena memiliki skala ekonomi yang besar dan kecepatan dalam pengembangan teknologi serta optimalisasi infrastruktur dan rantai pasok. Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, di antaranya pertukaran informasi teknis yang mencakup analisis kondisi operasi, komposisi thermal, elektrolisis, serta identifikasi potensi pasar dan data terkait lainnya.
Selain itu, kedua perusahaan akan berkolaborasi dalam melakukan kajian teknis seperti evaluasi kelayakan proyek dan identifikasi skema penggunaan listrik panas bumi untuk menghasilkan hidrogen hijau dan amonia hijau.
“Sinergi antara PGE dan Pertagas akan mempercepat pengembangan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih,” ujarnya.
Lanjutnya, pengembangan energi panas bumi merupakan langkah strategis dalam mewujudkan swasembada energi nasional serta mendukung upaya dekarbonisasi industri dan transisi energi di Pertamina Group.
Kitty melanjutkan, kolaborasi PGE dan Pertagas dalam produksi bahan bakar hijau merupakan bagian dari strategi PGE untuk tidak hanya mengembangkan energi panas bumi di sektor hulu, tetapi juga memperluas pemanfaatannya di hilir melalui ekosistem industri hijau yang terintegrasi.
“Inisiatif ini sekaligus menjadi langkah diversifikasi produk non-kelistrikan (off-grid), termasuk hidrogen hijau yang membuka peluang hilirisasi produk panas bumi di luar sektor kelistrikan,” ucapnya.
Kitty menjelaskan, Kolaborasi dengan PGE ini merupakan langkah untuk memulai upaya memasok hidrogen hijau dan amonia hijau ke pasar domestik maupun ekspor, langkah ini nantinya akan semakin memperluas portofolio bisnis kedua perusahaan.
Setelah kajian teknis selesai, PGE dan Pertagas akan melanjutkan ke studi kelayakan untuk meninjau berbagai aspek proyek, termasuk potensi investasi dan pengembangan skema bisnis, alokasi sumber daya serta pemilihan teknologi yang tepat, dan tata waktu implementasi.
“Proyek kerja sama ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola oleh PGE, dengan mempertimbangkan lokasi yang memiliki potensi optimal untuk mendukung produksi hidrogen hijau dan amonia hijau,” ungkapnya.