373 Sekolah Gagal Input Data SNBP, Perhimpunan Guru Endus Ada Kesalahan Kepala Sekolah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) merespon 373 sekolah tingkat SMA dan MA yang lalai mengisi data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Kelalaian itu...
Peserta mengisi daftar hadir saat pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam rangka Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) di ruang komputer Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, Rabu (10/5/2023). Panitia pelaksana ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tersebut memberlakukan pengamanan ketat dengan melakukan pengecekan peserta satu per satu dengan alat pendeteksi logam (metal detektor) serta meningkatkan pengawasan melalui kamera CCTV di setiap ruangan guna mengantisipasi kecurangan dalam pelaksanaan UTBK-SNBT.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) merespon 373 sekolah tingkat SMA dan MA yang lalai mengisi data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Kelalaian itu membuat siswa tidak dapat mendaftar kuliah lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
"Dugaan saya 373 sekolah itu tim kerja kurikulumnya nggak jalan, banyak juga laporan pihak pimpinan sekolah hanya bebankan ke operator sekolah yang mana biasanya cuma 1-2 orang per sekolah," kata Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim kepada Republika, Jumat (3/1/2025).
Satriwan menyebut operator sekolah pastinya akan sangat kesulitan menginput semua data siswa dengan cepat. Apalagi jumlah data yang diinput sangat banyak karena mencakup hasil nilai murid sejak semester 1.
"Bayangkan mereka kerja sebulan input data nilai anak jumlahnya ratusan dari semester 1 secara manual dan itu nggak boleh beda datanya," ujar Satriwan.
Oleh karena itu, Satriwan menyebut tugas input data ke PDSS sejatinya mesti dilakukan secara tim mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, operator sekolah. Satriwan pun heran kasus seperti ini cenderung terjadi tiap tahun.
"Makanya kami kerja kolektif. Ini bukan pekerjaan baru, ini sudah bertahun-tahun. Tapi ini kejadian tiap tahun, sekolah-sekolah lalai, human error, technical error jadi faktor," ujar Satriwan
Diketahui, mulanya data PDSS dilengkapi terakhir pada 31 Januari 2025. Tapi ada sekolah yang lalai melengkapi data PDSS seperti SMK Negeri 2 Solo dan SMA 1 Mempawah hingga memicu protes dari siswa.
Akhirnya, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) memberi waktu tambahan bagi 373 sekolah itu paling lambat pada 5 Februari 2025 pukul 15.00 WIB.
"P2G berterimakasih ke panitia yang beri waktu tambahan sampai Rabu kemarin. Sudah hampir 200 sekolah dari 3 ratusan itu input data ke PDSS," ujar Satriwan.