Analis ingatkan koreksi IHSG berpotensi tembus level 6.500
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyampaikan Indeks ...
![Analis ingatkan koreksi IHSG berpotensi tembus level 6.500](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/07/IHSG-Ditutup-Melemah-Jelang-Akhir-Pekan-151124-Adm-2.jpg)
pelaku pasar dan investor kian semakin cemas dengan situasi dan kondisi yang ada, khususnya investor asing sehingga memutuskan untuk keluar terlebih dahulu
Jakarta (ANTARA) - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyampaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi mengalami pelemahan, dengan titik terendah di level 6.560.
Apabila titik koreksi tersebut terlewati, Ia menyebut berikutnya dapat terkoreksi mencapai level 6.460 dan bukan tidak mungkin koreksi dapat terus berlanjut dan melemah lebih dari level tersebut
"Fokusnya saat ini adalah menghentikan pendarahan dan memberikan stabilitas bagi IHSG secara jangka pendek," ujar Nico saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, aliran keluar dana asing (capital outflow) yang terjadi berpotensi semakin membesar apabila domestik tidak memiliki bantalan untuk menahan tekanan jual yang terjadi.
Selain itu, ditambah persepsi negatif terkait kebijakan dalam negeri yang ada saat ini mengundang banyak hal negatif, terkait dengan pemangkasan anggaran yang berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.
“Oleh sebab itu, pelaku pasar dan investor kian semakin cemas dengan situasi dan kondisi yang ada, khususnya investor asing sehingga memutuskan untuk keluar terlebih dahulu untuk sementara waktu,” ujar Nico.
Ia menjelaskan berbagai sentimen dari global yang mempengaruhi pergerakan IHSG, diantaranya kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mulai dari perang dagang dengan Meksiko, Kanada, dan China.
“Meskipun Meksiko dan Kanada mendapatkan kesempatan untuk ditunda selama 30 hari,” ujar Nico.
Kemudian, Donald Trump yang mulai melakukan Tarif Resiprokal, yang artinya akan memberikan tarif yang sama kepada semua negara yang mengenakan tarif dari AS, serta Trump yang mulai mengenakan Tarif kepada baja dan aluminium sebesar 25 persen.
Sementara itu, Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Indonesia LIonel Priyadi menyampaikan secara teknikal IHSG berpotensi mengalami koreksi hingga ke level psikologis 6.500.
“Secara teknikal akan ada support kuat dia 6.500 sampai 6.600. Namun, bila support ini tembus, maka IHSG bisa turun lebih dalam lagi ke 6.000,” ujar Lionel.
Ia menjelaskan, berbagai sentimen yang menyebabkan terkoreksinya IHSG, diantaranya rilis data pasar tenaga kerja AS yg menunjukkan penguatan, disertai kenaikan ekspektasi inflasi konsumen AS akibat rencana Donald Trump untuk memperluas perang dagang.
Selain itu, dari dalam negeri, lanjutnya, semakin suramnya arah kebijakan fiskal domestik yang menjadi faktor utama dibalik sentimen negatif pasar saham.
Data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/02) sore, IHSG ditutup melemah 94,44 poin atau 1,40 persen ke posisi 6.648,14. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,62 poin atau 1,48 persen ke posisi 773,26.
Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp921,07 miliar di semua pasar dan senilai Rp875,22 miliar di pasar reguler, di sisi lain, mereka tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp45,84 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025