Anggaran IKN Diblokir, Ketua Komisi V DPR: Mungkin Belum Dipandang Mendesak
komisi V DPR tidak keberatan jika beberapa proyek termasuk IKN belum dianggap perlu dilanjutkan. Rencana pembangunan hak Presiden Prabowo.
![Anggaran IKN Diblokir, Ketua Komisi V DPR: Mungkin Belum Dipandang Mendesak](https://statik.tempo.co/data/2024/11/11/id_1352315/1352315_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta -
Ketua Komisi V RI Lasarus memaklumi keputusan
pemerintah memangkas anggaran untuk pembangunan Ibu Kota
Nusantara atau di Penajam Paser Utara,
Kalimantan Timur. Lasarus mengatakan penyusunan rancangan
anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN berdasarkan
rencana pembangunan negara merupakan hak presiden Subianto.“Mungkin menurut beliau, IKN
ini belum dipandang terlalu mendesak lah,” ujar Lasarus saat
ditemui awak media di gedung parlemen, Jakarta Pusat, Senin, 10
Februari 2025.
Politikus Fraksi PDI Perjuangan itu berkata, ia telah
menyampaikan kepada rekan-rekan komisinya agar memberi ruang
kepada pemerintah untuk menentukan arah pembangunan yang
diinginkan setelah pemangkasan anggaran. Menurut dia, komisinya
tidak keberatan jika beberapa proyek termasuk IKN belum
dianggap perlu dilanjutkan.
“Kalau IKN itu diblokir, ya sudah, blokirlah. Kita percayakan
kepada pemerintah. Karena masih terlalu dini juga buat saya,
kami semua yang ada di sini untuk mengatakan bahwa ini nanti
arahnya kemana,” ujar dia.
Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan
belum ada anggaran yang terealisasi untuk pembangunan IKN. Saat
ini, ia juga masih mengurus finalisasi anggaran Kementerian PU
yang dipotong menjadi Rp 29,57 triliun imbas instruksi
efisiensi dari Presiden Prabowo Subianto.
“Anggaran itu (anggaran infrastruktur) diblokir semua,” kata
Dody saat ditemui usai rapat bersama Komisi V DPR RI di Komplek
Parlemen Senayan, Kamis, 6 Februari 2024. “Progresnya buat beli
makan siang Pak Menteri.”
Adapun pada 2024, Kementerian PU menggelontorkan Rp 40,29
triliun untuk proyek ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Realisasi anggaran untuk IKN ini tersebar di empat sektor,
yakni Sumber Daya Air senilai Rp 1,45 triliun; Bina Marga Rp
18,32 triliun; Cipta Karya Rp 12,09 triliun; dan Perumahan
senilai Rp 8,43 triliun.
Di sektor Sumber Daya Air, Kementerian PU membangun
pengendalian banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Sanggai 1A
lanjutan, pengendalian banjir Sungai Sepaku, Sungai Sanggai,
Sungai Seluang dan Tengin, serta pengendalian banjir Sungai
Pemaluan.
Selain itu, Kementerian PU melakukan penyempurnaan dan penataan
kawasan Bendungan Sepaku Semoi serta pembangunan Embung Kawasan
Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan DAS Pemaluan.
Di sektor Bina Marga, Kementerian PU membangun jalan akses
menuju masjid di Kawasan IKN dan dermaga logistik, Jalan Sumbu
Kebangsaan sisi barat dan timur, jalan feeder (distrik) di
Kawasan IKN, Jalan Tol Seksi 1, Seksi 3A, Seksi 3B, Seksi 5A,
Seksi 5B-1, Seksi 5B-2, Seksi 6A, Seksi 6B dan Seksi 6C-1.
Selain itu, Kementerian PU melakukan pembangunan runway Bandara
VVIP, Jalan Tol Seksi 1 Bandara Sepinggan-Tol Balsam, duplikasi
Jembatan Pulang Balang Bentang Pendek II, serta jalan akses
Bandara VVIP.
Berikutnya, di Sektor Cipta Karya, Kementerian PU membangun
Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan bangunan pendukung Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku dan jaringan perpipaannya;
IPAL 1, 2, 3, KIPP IKN serta jaringan perpipaannya; TPST1 KIPP
IKN.
Kemudian ada pekerjaan penataan Sumbu Kebangsaan tahap II,
Sumbu Tripraja, dan pembangunan Sistem Proteksi Kebakaran KIPP
Tahap I, bangunan gedung pada Kawasan Istana Kepresidenan.
Ada juga pembangunan gedung dan kawasan Kantor Kementerian
Koordinator, Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Kantor
Kementerian PUPR, Kantor Otorita IKN, serta sarana dan
prasarana pemerintahan II dan kawasan Beranda Nusantara.
Terakhir, di sektor Perumahan, Kementerian PU melakukan
optimalisasi dan pengelolaan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK)
IKN, HPK tahap II, dukungan Dormitory PSSI, smart technology
rumah susun ASN dan Hankam, hunian vertical untuk personel TNI
di IKN, serta hunian modular TNI.
Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan
artikel ini.